.webp)
Ginjal akut misterius telah menyerang 152 anak di Indonesia. Waspadai gejalanya, dan hati-hati jika menemukan kondisi kencing seperti ini.
Plt Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes dr Yanti Herman menjelaskan, anak-anak dengan gangguan ginjal akut misterius mengalami pengurangan jumlah air kencing, bahkan beberapa kasus menunjukkan penderita berhenti kencing sama sekali. Sedangkan gejala demam, tidak semua pasien mengalaminya.
"Yang paling khas adalah penurunan jumlah air kencingnya atau buang air kecilnya yang dikenal dengan oliguria atau sama sekali tidak ada urine atau yang dikenal dengan anuria," ungkapnya, Jumat (14/10/2022), dilansir dari detikHealth.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Pasien gagal ginjal misterius) tidak mengalami gagal ginjal sebelumnya atau pasien tersebut memang pasien ginjal kronis. Dengan atau tanpa demam ataupun ada demam atau gejala infeksi lain pada 14 hari terakhir. Jadi demam ini memang bukan gejala yang khas, bisa disertai atau tanpa disertai demam atau gejala infeksi yang lain," imbuh dr Yanti.
Perubahan Frekuensi dan Volume Urine
dr Yanti pun menganjurkan para orang tua untuk memperhatikan warna dan jumlah urine anak di rumah. Jika terjadi pengurangan volume dan frekuensi, bahkan berhenti sama sekali, orang tua harus segera memeriksakan anak ke rumah sakit.
"Yang paling penting adalah memantau warna dan jumlah urine di rumah. Jika urine berkurang, yaitu urine dikatakan berkurang jika jumlahnya kurang dari 0,5 ml per kg berat badan per jam dalam 6-12 jam," papar dr Yanti.
"Atau bahkan tidak ada urine sama sekali anuria selama 6-8 jam saat siang hari, maka pasien segera dirujuk di rumah sakit. Jadi jangan dilakukan perawatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama," pungkasnya.
(irb/hsa)
