Kata Kasek SDN 5 Kuta soal Rencana Belajar Daring Saat G20

Kata Kasek SDN 5 Kuta soal Rencana Belajar Daring Saat G20

Triwidiyanti - detikBali
Jumat, 14 Okt 2022 20:35 WIB
Kepala SD Negeri 5 Kuta I Wayan Pagiasa.
Kepala SD Negeri 5 Kuta I Wayan Pagiasa. Foto: Triwidiyanti/detikBali
Badung -

Kepala SD Negeri 5 Kuta I Wayan Pagiasa menanggapi rencana pemerintah pusat soal penerapan belajar daring di Kabupaten Badung dan Kota Denpasar selama Presidensi KTT G20 di Bali pada November 2022.

Ia mengaku sudah mendapat informasi tersebut, namun secara resmi belum menerima kepastian dan rincian penerapannya dari Dinas Pendidikan dan Olahraga (Disdikpora) Badung. Seperti diketahui, penerapan belajar daring untuk mencegah kemacetan, terutama di titik-titik jalan yang dilalui delegasi G20.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya, sudah kemarin informasinya, cuma detail waktunya, kapan tanggalnya kami belum ada informasi itu," katanya.

ADVERTISEMENT

Jika belajar daring akan diterapkan, Wayan Pagiasa berharap penerapannya diserahkan kepada pihak sekolah untuk mengaturnya. Hal ini mengingat penerapan belajar daring saat pandemi kemarin, mendapatkan banyak keluhan dari orang tua siswa.

"Berkaca pada pengalaman saat pandemi, banyak keluhan dari para orang tua murid, jadi menurut kami sebaiknya rencana sekolah online itu biarkan sekolah yang mengatur," jelasnya.

Wayan Pagiasa menjelaskan, banyak orang tua siswa yang mengeluhkan tidak bisa menemani anaknya belajar di rumah, karena harus bekerja. Ia menyebut, sebagian besar orang tua murid bekerja di bidang pariwisata.

"Salah satu keluhannya itu begini, orang tua murid kerja tidak semua PNS, di sini kebanyakan pariwisata. Kan kalau dia belajar, terutama yang kelas kecil itu, kalau di rumah harus didampingi orang tua. Tapi karena Kuta ini orang tua murid kebanyakan pekerjaan pariwisata, jadi dia cukup kesulitan," ungkap Wayan Pagiasa.

Karena itu, ia berpandangan proses belajar mengajar terutama kelas 1-4 SD, waktunya bisa diatur agak siang. Sementara kelas 5 dan 6 karena sudah besar dan mandiri, menurutnya, dapat belajar secara daring atau disesuaikan peraturan guru masing-masing.

"Kalau pakai kurikulum baru merdeka ada fase A, fase B, dan C, nanti sekolah yang akan mengatur, untuk waktunya nanti biarkan sekolah yang mengatur," pungkasnya.




(irb/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads