Dari pantauan detikBali di lokasi, pagar rumah sepanjang 15 meter dan tembok merajan serta satu palinggih pura roboh akibat longsor. Tidak hanya itu, longsor yang terjadi sekitar pukul 23.00 Wita kemarin malam juga nyaris menggerus bale penggak dan bangunan rumah milik Gede Badiasa.
"Iya temboknya amblas, sanggah dan itu juga penggak hampir kena (longsor)," tutur Badiasa ditemui detikBali di rumahnya, Sabtu (8/10/2022).
Pria yang bekerja sebagai satpam di RSU Negara ini menuturkan, saat hujan deras tembok pagar rumahnya masih berdiri, namun setelah hujan reda barulah tanah tebing sebelah timur rumah, tidak jauh dari sungai ini longsor. Sehingga menggerus pondasi pagar dan tembok merajan.
"Pas reda hujan baru longsor. Palinggih Surya sudah roboh satu. Untung masih bisa diselamatkan, kalau tidak, saya harus mecaru gede (upacara besar)," ungkapnya.
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam musibah ini, kerugian material ditafsir mencapai lebih dari Rp 50 juta rupiah. Tampak belasan warga juga sedang bergotong royong memperbaiki bale penggak yang hampir tergerus longsor.
Terpisah, Kepala Lingkungan Bilukpoh Kangin I Komang Gede Swabhawa, mengaku sudah melaporkan musibah ini ke pihak kelurahan dan kecamatan. Namun hingga kini belum ada proses pembersihan material longsoran terkendala alat berat.
"Sudah kami laporkan. Tapi proses evakuasi material memerlukan alat berat. Karena materialnya banyak dan bekas senderan (tembok) berat," jelasnya.
Swabhawa menambahkan, longsor tersebut bukan dari air sungai namun, akibat hujan deras yang terjadi sejak Jumat malam hingga Sabtu pagi, sehingga tebing tersebut menjadi longsor.
"Memang dekat sungai, tapi bukan karena air sungai. Tebingnya tinggi, hujan deras senderan temboknya tidak kuat," tukasnya.
(nor/irb)