Monumen Pancasila Sakti yang berlokasi di Kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur dibangun untuk mengenang tujuh pahlawan revolusi dalam tragedi Gerakan 30 September (G30S) sebagai bentuk pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI). Monumen Pancasila Sakti atau kerap juga disebut Monumen G30S PKI dan Monumen Pahlawan Revolusi ini didirikan atas inisiasi Presiden Soeharto.
Berikut sederet fakta Monumen Pancasila Sakti.
1. Digagas Presiden Soeharto
Monumen Pancasila Sakti dibangun atas gagasan Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto. Pembangunan monumen ini dimulai pada Agustus 1967, dan diresmikan pada 1 Oktober 1973 oleh Presiden Soeharto.
Monumen ini berdiri di atas tanah seluas 14,6 hektare. Kawasan ini awalnya merupakan kebun dan rawa kosong.
Tujuan dari pembangunan monumen adalah sebagai pengingat perjuangan para Pahlawan Revolusi yang mempertahankan ideologi negara Republik Indonesia, Pancasila dari ancaman ideologi komunis.
2. Terdapat sumur tua
Di area Monumen Pancasila Sakti terdapat satu sumur tua yang menyimpan sejarah kelam bangsa Indonesia. Dalam sumur ini ditemukan jenazah 7 Pahlawan Revolusi yakni petinggi-petinggi TNI Angkatan Darat yang gugur dalam peristiwa 30 September 1965.
Sumur tua dengan diameter 75 cm dan memiliki kedalaman 12 meter ini menjadi saksi gugurnya Pahlawan Revolusi.
Dikutip dari buku 'Mengenal Lebih Dekat: Bangunan Bersejarah Indonesia' oleh Nunung Marzuki, ada tujuh pahlawan yang gugur dalam peristiwa G30S PKI. Ketujuh pahlawan tersebut yaitu:
1. Panglima Angkatan Darat Letjen TNI Ahmad Yani
2. Mayjen TNI R. Suprapto
3. Mayjen TNI M.T. Haryono
4. Mayjen TNI Siswondo Parman
5. Brigjen TNI DI Panjaitan
6. Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo
7. Lettu Pierre Tendean
Fakta lain klik halaman selanjutnya
Simak Video "Video: Gibran Hadiri Upacara Hari Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya"
(nor/iws)