Koster Klaim 35 Ribu Ha Sawah di Bali Sudah Terapkan Sistem Organik

Koster Klaim 35 Ribu Ha Sawah di Bali Sudah Terapkan Sistem Organik

Tim detikBali - detikBali
Kamis, 22 Sep 2022 08:30 WIB
JATILUWIH, BALI, INDONESIA - JUNE 19:  A farmer spreads paddy stalks to be dried under the sunlight during harvest season at Jatiluwih on June 19, 2014 in Tabanan, Bali, Indonesia. Industry Officials and analysts are expecting Indonesia to more than double its rice imports to around 1.5 million tons in 2014 from an estimated 700,000 tons imported in 2013 ahead of a general election and El Nino looms on the horizon which could lead into drought and lack of rainfall. Jatiluwih is famous for its well-maintained terraced rice fields and functioning subak traditional irrigation system. UNESCO has recognized it as one of the worlds heritage sites. (Photo by Agung Parameswara/Getty Images)
Ilustrasi - Sawah di Jatiluwih, Tabanan, Bali. (Getty Images/Agung Parameswara)
Denpasar -

Gubernur Bali Wayan Koster mengklaim sistem pertanian organik telah diterapkan di Pulau Dewata. Ia menyebut, hingga saat ini sudah ada 35 ribu hektare (Ha) sawah dan 154 ribu Ha perkebunan di Bali telah menerapkan sistem pertanian organik.

"Sekarang di Bali dari 70 ribu hektar sawah di Bali, sampai bulan Agustus (2022), 35 ribu sudah organik," kata Koster saat peresmian pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Jalan Tol Bali Mandara, Rabu (21/9/2022).

Koster pun membeberkan target ke depan dalam program pertanian organik tersebut. Ia menyebut bahwa hingga akhir tahun 2022 akan ada 40 ribu Ha sawah yang menerapkan sistem pertanian organik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Akhir tahun akan mencapai 40 ribu hektare. 2023 itu akan dituntaskan 70 ribu hektar semuanya harus organik. Dan akan dikeluarkan dengan sertifikat organik," ungkap Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng itu.

Tak hanya sawah, perkebunan di Bali juga turut menerapkan sistem pertanian organik. Menurut Koster, di Bali ada sekitar 200 ribu hektar kebun dan 154 ribu hektar di antaranya sudah menerapkan sistem pertanian organik.

ADVERTISEMENT

"Tinggal lagi 50 ribu hektar yang belum organik. Jadi nanti 2023, paling lambat 2024 semua sudah organik. Jadi pisangnya organik, salaknya organik, sayur-sayuran organik dan sebagainya. Semuanya organik. Berasnya beras organik, jadi bagus sekali, sehat," jelasnya.

Program pertanian organik di Bali dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 tahun 2019 tentang Sistem Pertanian Organik. Menurut Koster, penerapan sistem pertanian organik ini tidak saja pangan menjadi berkualitas, tetapi juga tidak mencemari lingkungan.

"Adanya pertanian organik ini mengurangi pupuk kimia dan juga pestisida. Jadi sekarang tanahnya lebih berkualitas," kata Koster.

Diberitakan sebelumnya, Koster menyebut Bali akan dijadikan sebagai pulau organik. Terkait itu, dia juga mewacanakan untuk membatasi masuknya produk pertanian non organik ke Bali. Nantinya jika sertifikat pertanian organik sudah dikeluarkan, hotel dan restoran di Bali diwajibkan menggunakan produk pangan yang organik.

"Produk dari luar yang bukan organik akan kami batasi. Jadi harus yang organik supaya Bali betul-betul menjadi pulau organik," kata Koster.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads