Bocah dari Buleleng Bermata Biru, Dokter Sebut Kasus Pertama di Bali

Bocah dari Buleleng Bermata Biru, Dokter Sebut Kasus Pertama di Bali

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Rabu, 07 Sep 2022 19:54 WIB
Staff medis di RS Mata Bali Mandara, Dr. Novita Rismawati, SpM (Pediatric Opthalmology) ketika ditemui detikBali pada Rabu (7/9/2022) di Jalan Angsoka No 8 Denpasar, Bali
Foto: Staff medis di RS Mata Bali Mandara, Dr. Novita Rismawati, SpM (Pediatric Opthalmology) ketika ditemui detikBali pada Rabu (7/9/2022) di Jalan Angsoka No 8 Denpasar, Bali (Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali)
Denpasar - Bocah laki-laki yang berasal dari Banjar Dinas Delod Peken, Desa Adat Buleleng, Kabupaten Buleleng, Ketut Adi Putra (9) viral di sosial media karena memiliki warna mata yang berwarna biru. Dokter spesialis mata di RS Mata Bali Mandara, Dr. Novita Rismawati, SpM (Pediatric Opthalmology) menyebut, hal tersebut merupakan Heterokromia Iridium atau Heterochromia Iridium.

Novita mengungkapkan baru pertama kali mengetahui adanya Heterokromia iridium di Bali. Sementara untuk di daerah luar Bali sendiri, ia mengaku sudah pernah mendengarnya. Seperti misalnya warga bersuku Minangkabau di Sumatera Barat yang memiliki mata biru karena sindrom Waardenburg.

"Kalau seandainya terjadi sindrom itu, dia (Adi) harus dicek. Biasanya ada gangguan pendengaran atau kadang tipe yang berat itu motoriknya ada yang bermasalah. Banyak tipe-tipenya. Perubahan warna iris ini harus di cek lagi semuanya, artinya, apakah itu murni atau ada yang lain," katanya, Rabu (7/9/2022).

Ia menyampaikan kondisi yang dialami bocah tersebut, dimana irisnya yang berubah, kebanyakan karena faktor genetik atau keturunan.

"Dan memang secara medisnya ada yang seperti ini, bukan masalah si anak berasal dari keturunan bule atau bagaimana," katanya.

Menurutnya, untuk Heterokromia iridium sendiri memang harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Sehingga dapat diketahui apakah perubahan warna iris tersebut murni pada mata saja atau ada gejala lainnya.

"Kalau dia murni, umumnya tidak ada gangguan penglihatan. Tapi, memang ada beberapa kasus yang lebih rentan dengan sinar matahari dan cepat merasa silau. Rata-rata memang begitu dan ada juga yang memang bawaan, tidak ada masalah dan bisa beraktivitas seperti biasa. Ini kemungkinan karena dia sudah terbiasa," terangnya.




(kws/kws)

Hide Ads