Kemunculan 8 ekor ikan paus sempat mencuri perhatian warga pesisir Pantai Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Selasa (6/9/2022) sore. Fenomena itu juga menjadi atensi Satuan Kerja (Satker) Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Pengambengan.
Satker PSDKP Pengambengan, Andri Purna Jatmiko mengatakan, sudah menganalisa kemunculan sebanyak 8 ekor paus yang melintas di pinggir perairan selatan Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana Bali. Menurutnya, 8 ekor paus tersebut diperkirakan paus yang merupakan koloni paus sperma yang sedang bermigrasi.
"Selat Bali hanya jalur migrasi saja untuk mencari makanan," kata Jatmiko, saat dihubungi detikBali, Rabu (7/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diberitakan sebelumnya, sekitar delapan ekor paus membuat heboh warga pesisir pantai Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Selasa (6/9/2022) sore sekitar pukul 17.30 WITA. Karena posisi paus jumlahnya cukup banyak dan dekat dengan pantai.
Kemunculan gerombolan paus itu, sempat mencuri perhatian warga. Warga pesisir pantai menyaksikan dan mengabadikan menggunakan handphone. "Munculnya tiba-tiba. Dekat sekali dengan pantai," kata Kanzan, Kepala kewilayahan Banjar Pebuahan, saat konfirmasi detikBali lewat sambungan telepon, Selasa malam (6/9/2022).
Karena posisi paus yang dekat dengan pantai, warga bisa melihat jelas bentuk paus. Sehingga saat sedang mengeluarkan aliran udara hangat dari dalam paru-parunya, terlihat ada semburan air ke udara. "Sekitar 8 ekor. Saya memastikan memang paus," tegasnya.
Dari segi ukuran, paus berukuran cukup besar, diperkirakan rata-rata berukuran 6 meter. Warga yang sebagian besar nelayan itu, lalu menghalau paus ke tengah laut yang hanya berjarak sekitar 70 meter dari bibir pantai. "Kalau tidak dihalau mungkin terdampar. Sekitar 30 menit tadi agak di pinggir," ujarnya.
Karena berdasarkan pengalaman, dulu di pantai Pebuahan pernah ada paus berukuran besar terdampar. Warga masih khawatir koloni paus kembali lagi ke pinggir pantai dan terdampar di pantai.
Menurut Kanzan, warga masih berjaga. Apabila koloni paus ke pinggir lagi, akan segera di halau lagi. "Warga takut, kasian juga kalau sampai ke pinggir dan terdampar," tukasnya.
(kws/kws)