.webp)
Menanggapi polemik pemindahan Patung Bung Karno, Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya mengklaim mendapat dukungan dari Gubernur Bali Wayan Koster. Hanya saja Koster berpesan kepada bupati agar konstruksi dan estetikanya dirancang dengan baik.
"Pesannya, karena di pinggir jalan utama, dilewati banyak truk, bus, atau kendaraan besar, kontruksinya dibuat bagus, dan estetikanya baik," ungkapnya.
Sanjaya sendiri menyebut, pemindahan patung Bung Karno dan pembangunan ulang patung Wisnu Murti tidak ujug-ujug dilakukan. Ia mengaku, prosesnya melalui diskusi panjang dengan berbagai pihak. Mulai dari Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) dan Majelis Desa Adat (MDA) Tabanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah melalui proses yang panjang. Semua ada kajian akademisnya, sosial, dan budayanya," imbuhnya.
Sebelumnya, tambah Sanjaya, ia memang sempat mengantarkan Majelis Alitan Desa Adat Kecamatan Kediri untuk beraudiensi kepada Gubernur Koster terkait aspirasi tersebut.
Salah satu hasil dari audiensi, sambung Sanjaya, dalam pembangunan ulang patung Wisnu Murti, diameter bundaran yang sementara ini masih menjadi tempat berdirinya patung Bung Karno, akan diperkecil. Karena ukuran bundaran yang ada saat ini relatif besar dan tinggi.
Dimensi bundaran yang ada sekarang ini membuat pengendara dari jalur Denpasar dan Gilimanuk kesulitan melihat kondisi lalu lintas dari arah yang saling berlawanan pada saat berhenti di traffic light.
"Kami juga akan menyiapkan rekayasa lalu lintas. Kalau pengalihan arus lalu lintas ini bagus hasilnya, akan kami teruskan. Saya sudah minta Sekda dan Dinas Perhubungan, untuk segera berkoordinasi dengan Satuan Lalu Lintas Polres Tabanan," pungkasnya.
(hsa/hsa)
