Roket China Berbobot Puluhan Ton Jatuh di Dekat Kalimantan

Roket China Berbobot Puluhan Ton Jatuh di Dekat Kalimantan

Tim detikInet - detikBali
Minggu, 31 Jul 2022 09:26 WIB
(FILES) In this file photo taken on April 29, 2021, a Long March 5B rocket, carrying Chinas Tianhe space station core module, lifts off from the Wenchang Space Launch Center in southern Chinas Hainan province. - China said on May 7, 2021 the risk of damage on Earth from a rocket which fell out of orbit after separating from Beijings space station was extremely low, after the United States warned it could crash down onto an inhabited area. (Photo by STR / AFP) / China OUT
Foto: Roket Long March 5B saat membawa modul stasiun luar angkasa China, Tianhe, pada 29 Aprl lalu. Kini roket tersebut diperkirakan jatuh di dekat Pulau Kalimantan (AFP/STR)
Bali -

Roket Long March 5B milik China yang memiliki berat 22 ton kembali memasuki atmosfer bumi setelah "mengantarkan" muatannya ke orbit, lalu jatuh di Samudra Hindia, tepatnya di dekat Sarawak, Pulau Kalimantan.

Masuknya roket ini ke atmosfer Bumi sudah dikonfirmasi oleh US Space Command, namun saat itu mereka belum bisa memastikan lokasi tepat jatuhnya serpihan roket tersebut, yang disebut tidak bisa dikontrol pergerakannya itu. Manned Space Agency milik China mengungkapkan serpihan roketnya akan jatuh di lokasi yang sama, dan kemungkinan besar sudah terbakar habis.

Namun, ada seorang warga Malaysia bernama Nazri Sulaiman, lewat akun @nazriacai, merekam objek di langit yang diperkirakan merupakan Long March 5B dari Kuching, Sarawak Malaysia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rekaman video ini kemudian dikomentari oleh Jonathan McDowell, astrophysicist dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, yang menyebut serpihan roket itu bisa saja jatuh di Sibu, Bintulu, ataupun Brunei, tiga kota yang berlokasi di Kalimanan bagian Utara, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Minggu (31/7/2022).

Sebelumnya, roket Long March 5G kembali ke bumi setelah diluncurkan ke orbit untuk mengantarkan modul kedua stasiun luar angkasa Tiangong pada 24 Juli lalu.

ADVERTISEMENT

Roket tersebut direncanakan bisa melayang di orbit selama sekitar satu minggu, menurut laporan Center for Orbital Reentry and Debris Studies (CORDS) di bawah Aerospace Corporation.

Mereka menganalisa data yang dikumpulkan oleh sistem Space Surveillance Network milik Space Force dan memprediksi roket itu akan memasuki atmosfer Bumi pada 31 Juli 2022 sekitar pukul 12.30 WIB dengan selisih waktu sekitar 22 jam.

Tercatat, ini bukan pertama kalinya roket Long March 5B masuk ke orbit setelah diluncurkan dan jatuh ke Bumi secara tidak terkendali. Dua tahun lalu, serpihan roket Long March 5B jatuh di pesisir barat Afrika, tepatnya di Pantai Gading.

Pada Mei 2021, roket Long March 5B kembali jatuh tak terkendali setelah meluncurkan modul Tianhe, yang menjadi modul inti stasiun luar angkasa Tiangong. beruntung, serpihan roket ini jatuh di Samudera India sehingga tidak sampai memakan korban.




(kws/kws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads