Kasus COVID-19 di Indonesia diprediksi terus mengalami peningkatan hingga dua bulan ke depan atau Bulan Agustus mendatang.
"Setidaknya kita akan menghadapi masa rawan ya Agustus lah paling tidak, ini berbalik juga pada bagaimana kita memitigasinya," kata ahli epidemiologi dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman.
Berdasarkan data, Corona di Indonesia terus merangkak naik. Bahkan kasus mingguan tercatat meningkat 105 persen, sementara harian COVID-19 per Rabu (22/6/2022) nyaris melampaui 2 ribu, tepatnya 1.985 kasus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasus aktif bahkan menyentuh 11.391, dengan tambahan 1.296 pasien. Menurut Dicky, penyebaran COVID-19 pada gelombang Omicron BA.4 dan BA.5 terjadi lebih lambat.
Ia memprediksi infeksi COVID-19 bakal lebih dulu menyebar di kalangan populasi yang memiliki imunitas, sehingga kemungkinan besar tidak muncul gejala. Atau gejala COVID-19 yang muncul terbilang ringan.
"Kenaikan COVID-19 ini jelas akan berlangsung ya setidaknya satu dua bulan lah ya, tapi ini berbeda dengan waktu Delta ya, hanya pada kelompok-kelompok yang rawan populasi berisiko tinggi seperti lansia, komorbid, ataupun yang cakupan vaksinasi masih minim itu yang paling berbahaya," beber Dicky kepada detikcom, ditulis Rabu (22/6/2022).
Di sisi lain, bukan tidak mungkin infeksi COVID-19 yang dilaporkan sebenarnya 10 kali lipat dari angka resmi. Namun, di tengah keterbatasan testing dan banyaknya kelompok yang sudah divaksinasi COVID-19, kasus-kasus tersebut tidak terdeteksi lantaran mayoritas tidak bergejala.
"Sebetulnya sekarang sudah puluhan ribu yang terinfeksi, tapi kan mayoritas tidak bergejala. Kalau jumlah itu kembali ke kemampuan mitigasi dalam testing, yang jelas itu masih jadi PR kan, dan ini tentu ada dampaknya," kata Dicky.
Karena itu, pemerintah seharusnya kembali melakukan pengetatan dari mulai 3T, testing, tracing dan treatment. Meski tak perlu masif, diharapkan deteksi mewakili gambaran penyebaran di sejumlah wilayah, serta memastikan orang-orang yang terpapar menjalani karantina hingga penularan bisa terus ditekan.
Dicky juga mengimbau penguatan protokol kesehatan COVID-19, lantaran Omicron BA.4 dan BA.5 diyakini menjadi varian paling menular di antara seluruh varian COVID-19 terdahulu. Terlebih, data awal menunjukkan kemampuan kedua varian tersebut lolos dari antibodi pasca vaksinasi.
(kws/kws)