Epilepsi menjadi trending pencarian Google. Berikut ini informasi lengkap mengenai epilepsi mulai dari pengertian, penyebab, gejala, hingga pengobatan bagi penderitanya.
Dilansir dari detikHealth, epilepsi adalah gangguan saraf pusat (neurologis) yang menyebabkan aktivitas otak menjadi tidak normal. Kondisi ini menyebabkan kejang atau perilaku yang tidak biasa, sensasi, dan terkadang kehilangan kesadaran. Epilepsi bisa terjadi pada pria maupun wanita. Penyakit ini juga menyerang berbagai kalangan, mulai dari bayi, anak, hingga orang dewasa.
Epilepsi bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pengaruh genetik, trauma kepala, kelainan otak, infeksi, cedera sebelum lahir, dan gangguan perkembangan. Meski demikian, epilepsi pada sebagian orang tidak bisa diidentifikasi penyebabnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gejala epilepsi bervariasi, tergantung jenis kejang yang terbagi menjadi dua, yakni kejang total dan kejang parsial. Kejang total terjadi saat aktivitas listrik yang tidak normal memengaruhi seluruh bagian otak, sehingga terjadi di seluruh tubuh. Ada beberapa tipe kejang total sebagai berikut.
- Kejang tonik-klonik, ditandai dengan tegang di seluruh tubuh, penurunan kesadaran, dan kontraksi otot yang tidak terkendali, juga tergigitnya lidah dan sulit bernapas.
- Kejang absans (petit mal), lebih sering terjadi pada anak-anak, ditandai tatapan mata kosong dan bisa menyebabkan penderitanya hilang kesadaran sementara.
- Kejang atonik, menyebabkan penderitanya lemas dan mengalami penurunan kesadaran hingga pingsan sesaat.
- Kejang mioklonik, disebabkan kontraksi otot secara tiba-tiba yang memengaruhi seluruh tubuh, tetapi lebih sering terjadi pada salah satu atau kedua lengan.
Kejang parsial yaitu aktivitas listrik yang tidak normal di otak hanya memengaruhi satu bagian otak. Kejang ini dibagi menjadi dua tipe sebagai berikut.
- Kejang parsial sederhana, ditandai kejang dan kesemutan di satu bagian tubuh, penderita tidak mengalami penurunan kesadaran.
- Kejang parsial kompleks, menyebabkan penderitanya mengalami penurunan kesadaran, memandang dengan tatapan kosong, tidak merespons sekitar, dan melakukan gerakan berulang, misalnya menggosok-gosok tangan, mengunyah, atau berjalan berputar.
Sementara itu, gejala epilepsi yang paling umum sebagai berikut.
- Kebingungan sementara
- Tidak merespon
- Otot kaku
- Gerakan menyentak tak terkendali dari lengan dan kaki
- Kehilangan kesadaran
- Gejala psikologis, seperti ketakutan, kecemasan, atau dejavu
Penderita epilepsi harus mendapatkan penanganan tepat. Penderita harus segera melakukan pemeriksaan ke dokter apabila mengalami kejang disertai demam tinggi, epilepsi terjadi saat hamil, hingga kejang selama lebih dari lima menit.
Tidak hanya mengetahui kapan harus ke dokter, penderita juga harus mengetahui cara pengobatan epilepsi, meski hingga saat ini belum ada metode pengobatan yang tepat. Namun demikian, ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk menstabilkan aktivitas listrik di otak, antara lain:
- Mengonsumsi obat anti kejang atau anti epilepsi
- Melakukan terapi stimulasi saraf vagus, diet ketogenik, dan deep brain stimulation
- Operasi mengangkat bagian kecil di otak yang menyebabkan kejang atau memotong jalur saraf di dalam otak yang menyebabkan kejang
(irb/irb)