Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bila Anda, pembaca, merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
Penemuan korban gantung diri di pohon manggis hebohkan warga Desa Sulangai, Kecamatan Petang, Badung, Bali, Senin (30/5/2022). Ketua LPD Banjar Desa Adat Sandakan, Ida Bagus KS (54) diduga nekat mengakhiri hidupnya lantaran tak kuat menahan sakit yang dideritanya sejak 5 tahun lalu.
Hal itu diungkapkan oleh Bendesa Adat Banjar Sandakan, Ida Bagus Nata Manuaba. Ia mengaku, korban gantung diri tersebut masih memiliki hubungan keluarga dengannya. Manuaba menyebut, korban memiliki riwayat penyakit empedu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari 5 tahunan lebih dia lagi sakit, lagi hilang. Nah, baru ini divonis empedunya yang bermasalah. Seminggu sekali dia sakit perut, seminggu sekali terus sebulan sekali. Nah, akhir-akhir ini, dia diperiksa di RS Mangusada, Kapal, ada gangguan pada empedu," bebernya saat dihubungi detikBali, Senin (30/5/2022).
Manuaba masih tidak menyangka korban memilih mengakhiri hidupnya. Terlebih lagi, sehari-hari korban tetap beraktivitas seperti biasa. Hanya saja, memang korban beberapa kali sempat pergi ke ladang mencari daun sembung untuk dijadikan obat.
"Tidak ada tanda-tanda. Seperti dia biasa masuk ngantor. Kalau dia sakit, permisi dah dia pulang. Kalau nggak keras sakitnya, diem dah dia di kantor," imbuhnya.
"Kemarin jam 11 ke sana (ladang) cari obat," sambungnya.
Diberitakan sebelumnya, Ida Bagus KS ditemukan tewas gantung diri dengan menggunakan selendang berwarna merah pada pohon manggis di kebun milik keponakannya yang bernama Ida Bagus Gede Somia. Korban meninggalkan secarik wasiat yang ditujukan untuk istri dan kedua anaknya. Adapun surat tersebut bertuliskan: "GRIA, TUGUS, MIRA MAAFKAN AJIK, AJIK SUDAH TIDAK KUAT NAHN TERLALU BANYAK SAKIT".
Pihak keluarga sendiri telah mengikhlaskan kepergian korban. Keluarga juga akan menyiapkan pengabenan menurut kepercayaan Hindu di Bali untuk korban. "Kita merelakan dia pergi. Kebetulan harinya dekat Galungan tidak bisa (ngaben), jadi hari Kamis besok," pungkasnya.
(iws/iws)