Revitalisasi Tabuh Lelonggoran, Pria Buleleng Raih Juara 2 Nasional

Revitalisasi Tabuh Lelonggoran, Pria Buleleng Raih Juara 2 Nasional

Sui Suadnyana, Wijaya Kusuma - detikBali
Jumat, 11 Okt 2024 10:33 WIB
Kadek Angga Wahyu Pradana, seorang pemuda dari Buleleng, Bali, menyabet juara 2 dalam ajang Pemuda Pelopor Nasional 2024. (Dok. Pemkab Buleleng)
Foto: Kadek Angga Wahyu Pradana, seorang pemuda dari Buleleng, Bali, menyabet juara 2 dalam ajang Pemuda Pelopor Nasional 2024. (Dok. Pemkab Buleleng)
Buleleng -

Kadek Angga Wahyu Pradana, seorang pemuda dari Buleleng, Bali, menyabet juara 2 dalam ajang Pemuda Pelopor Nasional 2024. Penghargaan itu diraih atas peran Dek Angga dalam melestarikan seni dan budaya, khususnya dalam mempelopori revitalisasi tabuh Lelonggoran, kesenian khas daerah Buleleng.

Dek Angga menjadi perwakilan Bali dalam kompetisi yang digelar Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) itu. Dek Angga bersaing ketat dengan 69 peserta lainnya dari 33 provinsi di Indonesia pada kategori seni dan budaya dalam babak grand final di Jakarta pada 7 hingga 9 Oktober 2024.

"Mencapai grand final dan meraih posisi juara 2 merupakan kejutan besar bagi saya. Namun, yang paling penting adalah bagaimana kepeloporan ini berdampak bagi masyarakat, apakah saya berhasil memberi kontribusi nyata untuk mereka," ujar Dek Angga dalam siaran pers, Jumat (11/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dek Angga menempuh perjalanan panjang sejak tahap seleksi tingkat kabupaten pada April 2024. Seleksi kemudian dilanjutkan pada tingkat provinsi. Setelah itu, tim nasional melakukan verifikasi lapangan sebelum akhirnya Dek Angga diundang ke Jakarta untuk mempresentasikan karyanya.

Dek Angga juga mengungkapkan salah satu tantangan terbesarnya adalah manajemen waktu, mengingat perannya sebagai seorang dosen. Namun, berkat dukungan banyak pihak, ia berhasil meraih pencapaian ini. Ia juga mengajak generasi muda untuk menjaga keseimbangan antara penggunaan teknologi dan pelestarian budaya.

"Kita memiliki kekayaan seni tradisional yang luar biasa, khususnya dalam bidang karawitan. Di tengah maraknya penggunaan gadget, kita tetap harus mampu menjaga tradisi tanpa mengurangi nilai dan esensinya," tambah Dek Angga.

Menurutnya, fokus utama dari upayanya adalah pelestarian kesenian Bali, terutama pada seni karawitan dan tari. Melalui yayasan yang ia dirikan, Dek Angga berhasil menggerakkan lebih dari 400 anak-anak untuk terlibat dalam pelestarian kesenian tradisional Bali.

"Menghidupkan kembali gending Lelonggoran adalah langkah penting untuk menjaga keberadaan dan kesinambungan warisan tradisional ini. Revitalisasi ini disajikan dengan cara yang segar, tanpa menghilangkan esensi tradisinya," terangnya.




(hsa/gsp)

Hide Ads