Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram Yusuf ancam mutasi guru SMPN 14 Mataram jika kedapatan memprovokasi para siswanya. Provokasi yang dimaksud terkait aksi perusakan ruang belajar SDN Model Mataram yang dilakukan oleh puluhan siswa SMPN 14 Mataram, Jumat pagi (2/9/2022) tadi.
"Jika kami temukan ada. Kami tegas akan mutasi guru itu. Itu akan kami lakukan," kata Yusuf usai memediasi kasus tersebut, Jumat sore.
Kepala Sekolah dan guru SDN Model Mataram dan SMPN 14 Mataram turut hadir dalam mediasi yang digelar di Kantor Dinas Pendidikan Kota Mataram. Yusuf berharap agar aksi perusakan oleh pelajar SMP itu tidak ditempuh melalui jalur hukum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita berharap jangan sampai di jalur hukum. Karena pelaku dan korban ini siswa kami. Makanya kami mediasi sebagai jalan yang terbaik," kata Yusuf.
Disinggung soal proses pemindahan gedung belajar SDN Model Mataram ke Universitas Terbuka di Kelurahan Mandalika, Yusuf mengaku akan merancang anggaran bersama DRPD Kota Mataram melalui dana pokok dan pikiran (Pokir) 2022.
"Kami akan segera pindahkan ke UT Mataram. Memang kemarin ada dana Pokir akan khusus ke SDN Model untuk kita benahi dan pindah. Karena ini solusi yang terbaik saya kira," katanya.
"Insyaallah 2 bulan ini segera kita pindah," imbuhnya.
Bantahan Kepala SMPN 14 Mataram
Sebelumnya, pemicu aksi perusakan ruang belajar SDN Model Mataram oleh puluhan siswa SMPN 14 Mataram itu diduga karena masalah parkir. Sebab, wali murid SDN Model sempat mendapat protes dari guru SMPN 14 Mataram lantaran parkir di halaman sekolah saat menjemput anak-anak mereka.
Kepala Sekolah SMPN 14 Mataram Lina Yeti Budiasih pun membantah bahwa aksi perusakan yang dilakukan oleh puluhan siswanya itu karena masalah parkir. Menurutnya, perusakan tersebut terjadi karena kesalahpahaman antara guru dan wali murid SDN 2 Model.
"Jadi ada orang tua dari SDN Model Mataram ini parkir di depan SMP 14 saat sedang Imtaq Jumat. Orang tua murid masuk ke dalam, tidak komunikasi terlebih dahulu. Di situlah. Tapi bukan masalah parkir, hanya kami sedang Imtaq masuk dan merasa Imtaq terganggu," kata Lina.
"Kami pastikan yang jelas aksi perusakan ini tidak ada dukungan guru. Saat kejadian kami langsung minta siswa dipulangkan agar tidak terjadi yang tidak kita inginkan," pungkas Lina.
Diberitakan sebelumnya, puluhan siswa SMPN 14 Kota Mataram mengamuk dan merusak sekat ruang belajar SDN Model saat proses belajar mengajar sedang berlangsung. Aksi perusakan tersebut bahkan membuat sejumlah siswa SDN 2 Model Mataram menangis ketakutan. Berdasarkan video amatir yang diterima detikBali, tampak puluhan siswa merusak sekat ruang belajar SDN Model Mataram hingga jebol.
Sebagai informasi, kedua bangunan sekolah tersebut berada dalam satu atap atau satu lingkungan. Hanya saja, gedung dan ruang belajarnya disekat. Adapun ruangan yang digunakan belajar oleh siswa SDN Model Mataram merupakan bangunan milik SMPN 14 Mataram yang dipinjam sejak 2014.
(iws/iws)