
Widih! Ada 'Obat COVID-19' Baru Diklaim Ampuh Lawan Subvarian Omicron BA.2
AstraZeneca mengatakan obat antibodi buatannya mampu mencegah dan mengobati COVID-19 akibat varian Omicron. Ini juga telah diuji pada subvarian BA.2.
AstraZeneca mengatakan obat antibodi buatannya mampu mencegah dan mengobati COVID-19 akibat varian Omicron. Ini juga telah diuji pada subvarian BA.2.
Muncul varian Deltacron saat kasus Corona mulai mereda. Meski belum diketahui karakteristiknya, ada baiknya waspada jika muncul keluhan ini.
Kemenkes Israel mendeteksi adanya varian baru Omicron hasil gabungan dari subvarian BA.1 dan BA.2. Bagaimana tanggapan WHO? Berikut penjelasannya.
Hasil survei serologi terbaru mengungkap sebanyak 86,6 persen warga RI diprediksi sudah memiliki antibodi COVID-19. Kemenkes memberi catatan terkait kabar ini.
Infeksi COVID-19 varian Omicron tidak bisa dianggap remeh. Meski seseorang mungkin hanya mengalami gejala ringan, ada efek jangka panjang yang bisa dihadapi.
WHO mengakui kemunculan virus COVID-19 rekombinan dari varian Delta dan Omicron. Varian yang populer disebut Deltacron ini sudah dilaporkan beberapa negara.
Varian hybrid Delta-Omicron yang tengah dalam pemantauan WHO sudah ditemukan di Eropa dan Amerika Serikat. Lantas, seperti apa gejala Deltacron?]
WHO memperingatkan pandemi masih jauh dari kata usai. Kasus COVID-19 global kembali merangkak naik, kini dunia berada di fase mana?
Menkes Budi Gunadi Sadikin merespons temuan kombinasi varian Delta dan Omicron yakni Deltacron. Lebih mengkhawatirkan dari varian terdahulu atau lebih jinak?
WHO waswas kenaikan kasus COVID-19 imbas BA.2 di sejumlah negara hanya permukaan gunung es. Angka sesungguhnya bisa jadi lebih besar.