
Cerita Kelam Gerbong Maut di Museum Brawijaya
Museum Brawijaya di Malang memiliki koleksi dari masa perjuangan kemerdekaan. Salah satunya sebuah gerbong maut yang menjadi saksi bisu kekejaman penjajah.
Museum Brawijaya di Malang memiliki koleksi dari masa perjuangan kemerdekaan. Salah satunya sebuah gerbong maut yang menjadi saksi bisu kekejaman penjajah.
Tahun 1947 silam, para pejuang dimasukkan ke dalam gerbong yang sempit dan tanpa ventilasi ini untuk dibawa ke Surabaya.
Replika gerbong saksi bisu tragedi Gerbong Maut terbengkalai di Museum Juang 45. Replika gerbong diletakkan di halaman belakang dan dikepung rumput liar.
Dari tiga gerbong yang jadi saksi tragedi 'Gerbong Maut', satu-satunya gerbong asli yang ditemukan kini tersimpan di Malang. Lantas di mana dua gerbong lainnya?
'Gerbong Maut' yang ada di Museum Brawijaya Malang diharapkan dapat dipindahkan ke Bondowoso karena gerbong itu memiliki ikatan emosional dengan warga setempat.
Tragedi 'Gerbong Maut' identik dengan perjuangan rakyat Bondowoso di era penjajahan Belanda. Namun di kota ini justru hanya ditemukan replikanya saja.
Selain di Bondowoso, replika gerbong yang menjadi saksi bisu tragedi 'Gerbong Maut' juga ditemukan di Museum Juang 45, Surabaya. Seperti apa keadaannya?
Salah satu gerbong yang menjadi saksi bisu tragedi 'Gerbong Maut' kini disimpan dengan rapi di Museum Brawijaya, Malang. Yang ada disini adalah gerbong ketiga.
Tragedi 'Gerbong Maut' seolah tak dapat dipisahkan dari sejarah masyarakat Kabupaten Bondowoso. Lantas seperti apa kisah 'Gerbong Maut' itu sendiri?
23 November 1947 menjadi tanggal bersejarah bagi warga Bondowoso. Hari itu terjadi sebuah peristiwa heroik yang kemudian dikenal sebagai tragedi 'Gerbong Maut'.