
Dolar AS Mulai Jinak, Tetap Waspada
Kamis kemarin tekanan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah mulai mereda. Pemerintah tetap harus waspada.
Kamis kemarin tekanan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah mulai mereda. Pemerintah tetap harus waspada.
Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) hari ini sedikit mereda. Beberapa hari belakangan amukan mata uang Negeri Paman Sam ini tak kunjung selesai.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjawab serangan dari Fadli Zon cs soal nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) yang terus menguat terhadap rupiah.
Sandiaga Uno meminta politisi 'shut up' atau diam agar tidak memanaskan tensi menyusul melemahnya rupiah atas dolar AS. Pernyataan Sandi jadi kontroversi.
Dia mengatakan penguatan dolar AS atas rupiah membuat konsumen berpikir ulang sebelum membelanjakan uangnya.
PKS sepakat dengan imbauan bakal cawapres Sandiaga Uno soal 'shut up' atau tidak memperkeruh isu pelemahan rupiah. Meski demikian, PKS meminta pemerintah jujur.
Sandiaga Uno meminta politisi RI shut up atau diam, tak memperkeruh isu rupiah melemah terhadap dolar AS. Soal imbauan itu, PDIP menyindir rekan-rekan Sandi.
Ekonomi Indonesia terus bergejolak akhir-akhir ini. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus anjlok. Sandiaga berharap pemerintah saat ini mampu mengatasinya.
Sandiaga Uno mengatakan akan menukarkan aset dolar Amerika Serikat yang dimilikinya ke rupiah. Hal ini untuk menyikapi melemahnya kurs rupiah terhadap dolar.
Rupiah terus melemah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS). Sejumlah langkah pun disiapkan agar rupiah menguat dan tak lagi keok di hadapan dolar AS