
Kupas Tuntas Warok dan Gemblak Dalam Pementasan Reog Ponorogo
Dalam pementasan reog Ponorogo, warok tampil gagah perkasa dengan baju hitam. Masyarakat menyebutnya sebagai ksatria dan berperan penting dalam kesenian.
Dalam pementasan reog Ponorogo, warok tampil gagah perkasa dengan baju hitam. Masyarakat menyebutnya sebagai ksatria dan berperan penting dalam kesenian.
Dalam pementasan Reog Ponorogo terdapat tokoh warok yang digambarkan pemberani dan bijaksana. Namun bayang-bayang stigma homoseksual kerap menghantui tokoh ini.
Bicara warok dalam kesenian Reog Ponorogo tak bisa dilepaskan dari gemblak. Gemblak adalah anak laki-laki tampan, ya harus tampan, yang menjadi asisten warok.
Tugas pembarong mengangkat dadak merak dalam pertunjukan Reog Ponorogo jelas tidak mudah. Mengangkat beban pakai gigi, tak jarang mereka mengalami patah gigi.
Dalam pertunjukan Reog Ponorogo, dadak merak menjadi pusat perhatian karena kecantikannya. Tahukah kamu, dadak merak ini memang terbuat dari bulu merak asli.
Rasa cinta Mbah Tobron untuk Reog Ponorogo tak lekang oleh waktu. Meski usia telah senja, ia masih semangat melestarikan kesenian ini.
Reog disebut kesenian adiluhung oleh pelaku seniman Reog Ponorogo, H. Ahmad Tobroni. Berikut cerita asal gemblak hingga pedoman dasar pentas reog Ponorogo.
Tak banyak yang tahu, pemain Reog Ponorogo mengangkat dadak merak menggunakan gigi. Mereka getol berlatih agar punya rahang yang kuat.
Reog Ponorogo bukan sekadar seni pertunjukan. Rupanya ada dua versi cerita sejarah yang dibawakan dalam kesenian ini.
Pemain Reog Ponorogo mengangkat dadak merak menggunakan gigi. Mereka mampu karena latihan, bukan pakai ilmu hitam.