
Jurang Si Kaya dan Si Miskin Masih Lebar, Ini Buktinya!
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rasio gini atau ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia pada Maret 2025 mencapai 0,375.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rasio gini atau ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia pada Maret 2025 mencapai 0,375.
Dulu saya kepincut poster di toko kelontong di depan gang rumah. Di situ ada gambar mobil, motor, dan puluhan barang mewah yang rasanya tak akan pernah terbeli.
Ketimpangan antara orang kaya dan miskin di dalam negeri masih lebar.
Jurang si kaya dan si miskin makin lebar. Hal ini diungkapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut tingkat ketimpangan di Indonesia terus meningkat.
Sampai sekarang masalah keadilan dan pemerataan adalah masalah yang serius, tidak hanya di Indonesia tapi juga di banyak negara lain.
"Pertumbuhan diiringi dengan penurunan gini rasio, itu adalah suatu prestasi yang tidak semua negara bisa melakukannya," kata Darmin.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat gini ratio pada September 2018 sebesar 0,384 dari September 2017 yang sebesar 0,391.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus mendorong terciptanya pemerataan ekonomi secara nasional. Apa hasilnya?
Ketimpangan yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh perbedaan pertumbuhan konsumsi riil di tiga kelompok masyarakat.
Pemerintah fokus untuk menyelesaikan persoalan lahan, kesempatan kerja dan kapasitas SDM dengan tujuan penciptaan pemerataan ekonomi di Indonesia.