
Ratusan Warga Pasuruan Bekas Pengungsi Wamena Enggan Kembali ke Tanah Papua
Sedikitnya ada 200 warga Pasuruan pulang kampung halaman pasca-kerusuhan Wamena, Papua, Senin (23/9/2019). Sejak pulang, mereka tak kembali ke tanah Papua.
Sedikitnya ada 200 warga Pasuruan pulang kampung halaman pasca-kerusuhan Wamena, Papua, Senin (23/9/2019). Sejak pulang, mereka tak kembali ke tanah Papua.
23 pengungsi asal Wamena, Papua menggeruduk rumah dinas Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni. Mereka mendesak Pemkab agar segera membantu mencarikan pekerjaan.
Sejumlah pengungsi kerusuhan Wamena asal Tulungagung mengaku ingin segera kembali tanah Papua. Sebab saat ini kondisi keamanan mulai kondusif.
Wisnu Gunawan bersama istri dan dua anaknya selamat dari kerusuhan Wamena. Satu keluarga ini harus mengungsi 17 hari dan naik kapal selama sepekan.
Lagi, pengungsi Wamena asal Probolinggo balik ke kampung halamanya. Kali ini 135 warga tiba di Pendopo Bupati Probolinggo, Kamis (17/10/2019) malam.
Bupati Luwu Timur (Lutim), Sulsel, Muhammad Thoriq Husler datang ke Pelabuhan Soekarno-Hatta, Jl Nusantara, Makassar.
Sebanyak 18 warga Kabupaten Garut yang bekerja di Papua dipulangkan. Pemkab Garut berjanji akan melakukan pendampingan terhadap mereka.
Sebanyak 5 warga Blitar memilih eksodus dari Wamena. Selain merasa kondisi Wamena yang tidak aman, mereka juga tidak bisa bekerja dan mendapatkan penghasilan.
Menhan Ryamizard Ryacudu akan menyampaikan pesan perdamaian, kerukunan, serta persatuan untuk masa depan Papua yang aman, damai dan sejahtera.
Sebanyak 11 warga Probolinggo asal Wamena kembali tiba di Probolinggo. Sebelumnya mereka sempat terlantar di depan Bandara Halim Perdana Kusuma.