
Getok Harga Kopi dan Mi Instan di Puncak, Wajar atau Kurang Ajar?
Harga kopi dan mi instan bisa berkali lipat di Puncak, Bogor. Ada yang berpendapat wajar, ada yang bilang kurang ajar pedagang yang menggetok harga.
Harga kopi dan mi instan bisa berkali lipat di Puncak, Bogor. Ada yang berpendapat wajar, ada yang bilang kurang ajar pedagang yang menggetok harga.
Saat jalan-jalan ke Puncak, wisatawan akan menemukan deretan wisata kuliner di sepanjang jalan. Mulai dari kopi hingga jagung bakar menarik untuk dicicipi.
Jalan-jalan di suatu kota serasa tak lengkap jika melewatkan wisata kulinernya. Namun ada saja pedagang yang mematok harga terlalu mahal untuk wisatawan.
Pedagang di Puncak menggetok harga untuk secangkir kopi sampai Rp 100 ribu. Sebabnya ternyata turis menginap di warungnya tapi tidak bayar.
Fenomena oknum pedagang di Puncak yang menggetok turis juga menjadi perhatian Menparekraf Sandiaga Uno. Ia ingin tiada lagi aksi menggetok harga.
Beragam komentar diutarakan netizen menanggapi pedagang Puncak yang menggetok harga.
Praktik pedagang menggetok harga juga terjadi di kawasan Puncak, Bogor. Ada beberapa kiat atau cara biar traveler tak mudah dibohongi.
Pedagang Puncak menganggap wajar kopi segelas seharga Rp 100 ribu. Karena, wisatawan betah nongkrong hingga berjam-jam atau bisa dibilang menginap di warung.
Marak kabar yang menyebut bahwa pedagang di Puncak, Bogor menggetok harga ke wisatawan. Pedagang di sana membela diri menyebut wisatawan nggak tahu diri.
Puncak, Bogor terkenal dengan wisata kuliner mie dan kopi instan juga jagung bakar. Banyak traveler yang mencarinya di dataran tinggi ini disertai hawa dingin.