
Polisi akan Rekrut 'Pak Ogah', Ahli: Siapa yang Mengawasi?
Rencana Polda Metro Jaya untuk untuk merekrut 'Pak Ogah' alias orang yang mengatur lalin sebagai tenaga sukarela sepertinya perlu dikaji ulang.
Rencana Polda Metro Jaya untuk untuk merekrut 'Pak Ogah' alias orang yang mengatur lalin sebagai tenaga sukarela sepertinya perlu dikaji ulang.
'Pak Ogah' di Jakarta Utara ini mengaku pernah menerima uang Rp 100 ribu. Bagaimana ceritanya?
Rencana polisi merekrut pak ogah mendapat berbagai reaksi dari mereka yang biasa mengatur lalu lintas di pertigaan hingga u-turn.
Indonesia Traffic Watch (ITW) menilai wacana perekrutan 'Pak Ogah' sebagai bentuk ketidakmampuan polisi mengatur lalin. Polisi juga dinilai kurang inovatif.
Muncul wacana pak ogah akan direkrut polisi menjadi pengurai kemacetan ibu kota. Sebenarnya kapan dan dalam kondisi bagaimana Pak Ogah dibutuhkan?
Muncul wacana 'pak ogah' akan direkrut polisi menjadi pengurai kemacetan Ibu Kota. Sebenarnya dalam kondisi bagaimana pak ogah dibutuhkan?
Dishubtrans DKI tak serta merta setuju dengan rencana perekrutan 'Pak Ogah' untuk dijadikan pengatur lalu lintas. Namun Satpol PP DKI mendukung rencana itu.
Polisi ingin merekrut 'Pak Ogah' alias orang-orang pengatur lalu lintas sebagai tenaga sukarela. Namun Dishub DKI khawatir Pak Ogah itu bisa bikin resah warga.
Polisi ingin merekrut Pak Ogah sebagai tenaga sukarela pengatur lalu lintas. Pengamat transportasi menyambut baik, asal Pak Ogah tidak menarik duit dari warga.
Bagi Nugraha, menjadi 'Pak Ogah' cara untuk mengurangi beban orangtuanya. Rasa malu menurut Nugraha jadi urusan belakangan.