
Penjual Koran Kebelit Utang Kapok Berurusan dengan Rentenir
Wilem Jesen Pitoi, penjual koran yang curhat, mengaku kapok berutang pada rentenir. Hidupnya serasa bencana gara-gara itu.
Wilem Jesen Pitoi, penjual koran yang curhat, mengaku kapok berutang pada rentenir. Hidupnya serasa bencana gara-gara itu.
Wilem Jesen Pitoi tidak lagi menyelipkan curhatan di koran yang dijualnya. Wilem berhenti karena ada dermawan yang melunasi utangnya.
Seseorang datang ke rumah Wilem Jesen Pitoi, penjual koran yang curhat melalui secarik kertas. Orang tersebut berjanji hendak melunasi semua utangnya
Kelurahan Pakis mendatangi kos Wilem Jesen Pitoi . Pihak kelurahan mendata sekaligus membantu masalah yang sedang dihadapi penjual koran itu
Pemkot Surabaya merespon curhatan penjual koran Wilem Jesen Pitoy. Pemkot menawarkan Wilem pekerjaan.
Herwani, istri Wilem Jesen Pitoy sempat melarang suaminya untuk curhat lewat tulisan. Herwani takut suaminya dianggap menipu.
Wilem Jesen Pitoy sedang mengalami cobaan dalam hidupnya. Penjual koran berusia 46 tahun ini pun curhat. Ini isi curhatannya.
Salah satu isi curhat penjual koran di Surabaya adalah lilitan utangnya ke rentenir. Ini ceritanya.
Sejak curhatnya jadi viral, penjual koran ini mendapat cukup banyak bantuan. Bantuan itu meringankan bebannya meski belum bisa menutupi utangnya.
Seorang penjual koran curhat tentang kehidupannya. Curhatan itu dituliskan di selembar kertas yang diselipkan di koran yang dijualnya.