
Potensi Bencana Sumsel Tinggi, BPBD Sumsel Bentuk Forum PRB
BPBD Sumatera Selatan akan membentuk forum pengurangan risiko bencana (PRB). Pembentukan itu untuk memperkuat ketangguhan daerah menghadapi bencana.
BPBD Sumatera Selatan akan membentuk forum pengurangan risiko bencana (PRB). Pembentukan itu untuk memperkuat ketangguhan daerah menghadapi bencana.
BPBD Sumsel mencatat karhuta di Sumsel hingga 14 Juli 2025 sudah sebanyak 33 kejadian dengan total 43 hektare yang terbakar.
Sekda Sumsel menyoroti praktik konversi lahan dan pembukaan lahan dengan cara pembakaran yang masih dilakukan oleh masyarakat.
Bupati OKI Muchendi menginstruksikan agar posko siaga karhutla diaktifkan 24 jam dengan personel terlatih, peralatan memadai, dan sistem pelaporan cepat.
Luas lahan yang terbakar dengan vegetasi semak belukar dan kelapa sawit di Muba mencapai 2 hektare. Api belum berhasil dipadamkan hingga malam ini.
Ogan Ilir belum tetapkan status siaga karhutla, meski wilayah itu telah terjadi beberapa kali insiden kebakaran lahan sepanjang bulan ini.
Menghadapi puncak musim kemarau, Pemprov Sumsel mengajukan OMC atau hujan buatan ke BNPB.
Ada tiga wilayah di kecamatan Ogan Ilir yang paling rawan terbakar yakni Indralaya Utara, Pemulutan dan Pemulutan Barat.
Kenaikan hotspot pada Mei itu seiring dengan masuknya musim kemarau di Sumsel. Diprediksi kemarau tahun ini akan terjadi hingga November mendatang.
Lahan yang dulunya tak dikelola hingga menjadi penyebab karhutla, kini di tangan PT BAP mampu menekan bencana tersebut.