
Majukan Papua Lewat Pemberdayaan Masyarakat
Lebih dari 50 tahun PT Freeport Indonesia (PTFI) hadir di bumi cendrawasih Papua.
Lebih dari 50 tahun PT Freeport Indonesia (PTFI) hadir di bumi cendrawasih Papua.
Salah satu sektor pascatambang di masa depan itu adalah geoecoedutorism yang meliputi museum tambang bawah tanah untuk dijadikan objek tamasya edukasi.
Tambang emas Gunung Pongkor di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS) sudah berumur hampir tiga dekade sejak beroperasi 1994.
Freeport kini fokus di tambang bawah tanah yang terdiri dari 4 bagian Big Gossan, Deep Ore Zone (DOZ), Deep Mill Level Zone (DMLZ) dan Grasberg Block Cave (GBC)
Para pekerja tambang amat berisiko, khususnya di area Tambang Bawah Tanah Tembagapura, Papua
"Mau ke Freeport ya, bisa lihat emas dong?" "Emas Freeport seberapa banyak sih?" Itulah pertanyaan sekaligus anggapan masyarakat mengenai tambang Freeport
Total dana pengembangan masyarakat dari 1992 hingga 2020, perusahaan ini telah menggelontorkan uang US$ 1,79 miliar untuk pemberdayaan masyarakat.
Berdasarkan data yang didapat detikcom, Freeport menggelontorkan biaya reklamasi dan rehabilitasi pascatambang sebesar USD 350 juta.
Saat pertama kali masuk sekolah banyak anak suku pedalaman Papua yang menangis terus saat dititipkan dan belum bisa lepas dari orang tua.
Rumah sakit ini masih mempunyai pekerjaan berat untuk mengedukasi masyarakat pedalaman Papua, utamanya soal kebersihan dan sanitasi.