
Akademisi Surabaya Sentil Pemerintah Soal Pembabatan Hutan Papua
Dosen UM Surabaya ini menyentil pemerintah agar bersikap soal pembabatan hutan Papua yang sedang ramai dibincangkan dengan tagar 'All Eyes on Papua'.
Dosen UM Surabaya ini menyentil pemerintah agar bersikap soal pembabatan hutan Papua yang sedang ramai dibincangkan dengan tagar 'All Eyes on Papua'.
Tagar All Eyes on Papua membuka mata betapa parahnya penggundulan hutan di Indonesia. Sebagai paru-paru dunia, hutan Papua dan Kalimantan menjadi sorotan.
Akhir-akhir ini postingan tentang All Eyes on Papua ramai di semua lini media sosial. Apa sih yang terjadi di tanah Papua dan siapa Suku Awyu dan Suku Moi?
Studi WWF menyebutkan bahwa 43 juta hektar hutan di seluruh dunia telah dibabat dalam 13 tahun terakhir. Hutan Papua dan Kalimantan juga.
Netizen Indonesia memviralkan poster bertuliskan 'All Eyes on Papua' di mediasosial. Mereka juga mengajak menandatangani petisi menyelamatkan hutan Papua.
Apa itu All Eyes on Papua yang gencar disuarakan netizen selain All Eyes on Rafah? Apa yang sedang terjadi di Tanah Papua?
Hutan di Papua bukan hanya rumah bagi mega-biodiversitas dan masyarakat adat di sekitarnya, tapi juga kontributor pengendali iklim bagi Indonesia.
Perusahaan investasi di bidang terkait lingkungan, PT Melchor Tiara Pratama (Melchor Group) menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Medco Group.
Trekking ke dalam hutan Papua sungguh menyenangkan. Kita dapat menemukan berbagai jenis tanaman dan hewan, termasuk burung cenderawasih.
Kabar pembakaran hutan di Papua membuat netizen geram. Padahal di hutan Papua banyak tumbuh buah khas nan eksotis yang punya banyak khasiat.