
Google Kembali Setop Penjualan Google Glass, Kenapa?
Pada minggu ini Google resmi mengumumkan telah menghentikan penjualan kacamata augmented reality-nya, Google Glass Enterprise Edition 2.
Pada minggu ini Google resmi mengumumkan telah menghentikan penjualan kacamata augmented reality-nya, Google Glass Enterprise Edition 2.
Pada masa mendatang, diprediksi kacamata bakal punya kemampuan lebih, yaitu sebagai alat perekam yang umum digunakan orang.
Google mengumumkan telah mengakuisisi North sebuah perusahaan pembuat kacamata pintar asal Kanada senilai Rp 2,5 triliun.
Banyak perangkat teknologi yang dirancang sebagai alat terapi. Salah satunya Google Glass yang bantu anak-anak dengan autisme bersosialiasi.
Pengembangan kacamata pintar belum berhenti. Malah ada yang meyakini perangkat ini akan menggantikan smartphone di masa mendatang.
Banyak yang menyangka Google Glass sudah benar-benar mati, namun sebenarnya kacamata pintar tersebut masih banyak digunakan, namun bukan oleh kalangan konsumer.
Setelah ponsel, kini Bapak Android Andy Rubin sepertinya tengah menyiapkan sebuah perangkat anyar yang akan jadi pesaing Google Glass.
Google Glass mempunyai peran penting dalam kualitas hasil jepretan Google Pixel, yang banyak mendapat pujian dari berbagai pihak.
Setelah Google Glass tenggelam, Apple justru tengah bersiap merambah bisnis kacamata pintar untuk memperluas koleksi wearable gadgetnya.
Spectacles akan ditawarkan dalam tiga warna berbeda, hitam, biru dan oranye. Snapchat ingin menunjukkan bahwa kacamata canggih harus tampil gaya dan terjangkau.