
Penjelasan Walkot Mojokerto Soal Siswi SD Meninggal Terlambat Ditangani
Siswi kelas V SD di Kota Mojokerto menderita Demam Berdarah (DB) meninggal dunia. Diduga korban terlambat ditangani petugas medis. Ini kata Wali Kota Mojokerto.
Siswi kelas V SD di Kota Mojokerto menderita Demam Berdarah (DB) meninggal dunia. Diduga korban terlambat ditangani petugas medis. Ini kata Wali Kota Mojokerto.
Siswi SD di Kota Mojokerto meninggal karena Demam Berdarah Dengue (DBD). Orang tua korban menyebut, bocah berusia 11 tahun terlambat ditangani petugas puskesmas
Dinkes Kota Mojokerto disinyalir sengaja menyembunyikan data penderita Demam Berdarah Dengue (DBD). Motifnya, disebut-sebut untuk mempertahankan penghargaan.
Dinkes Kota Mojokerto menyalahkan diagnosa dokter terkait dugaan penyembunyian data penderita Demam Berdarah Dengue (DBD). Namun, tudingan itu dibantah dokter.
Dinkes Kota Mojokerto disinyalir menyembunyikan data penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) selama Januari 2019. Dinkes justru menyalahkan para dokter.
Data penderita DB disinyalir sengaja disembunyikan Dinkes Kota Mojokerto. Sehingga jumlah penderita DB terkesan sedikit. Apa kata Wali Kota Mojokerto?
Dinkes Kota Mojokerto mengeluarkan rilis jika penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) sebanyak 7 orang. Namun, data itu tidak sesuai dengan temuan di lapangan.
Demam Berdarah Dengue (DBD) mewabah di Mojokerto. 3 Pekan, 8 warga Dusun Kertoharjo, Desa Kintelan, termasuk anak-anak terkena DBD. Bahkan, 2 anak meninggal.