
Tak Hanya Sawah, Hutan Seluas 459 Hektar di Bali Juga Lenyap
Tak hanya lahan persawahan seluas 6.521 hektar yang lenyap di Bali, hutan seluas 459 hektar juga hilang di pulau Dewata dan jadi salah satu penyebab banjir.
Tak hanya lahan persawahan seluas 6.521 hektar yang lenyap di Bali, hutan seluas 459 hektar juga hilang di pulau Dewata dan jadi salah satu penyebab banjir.
Alih fungsi lahan jadi masalah serius di Bali. Hanya dalam waktu 6 tahun, sawah seluas 6.521 hektar di Bali lenyap, berubah jadi bangunan seperti rumah-vila.
Banjir besar di Bali pada 10 September 2025 membuat wisatawan waswas. Turis menduga penyebabnya adalah sampah dan alih fungsi lahan.
Banjir hebat menerjang Pulau Dewata. Beragam tudingan terkait biang kerok banjir di Bali muncul: dari pemukiman di sempadan sungai hingga alih fungsi lahan.
Badan Pertanahan Nasional (BPN) Bali menyebut lahan persawahan di Pulau Dewata lenyap 6.521 hektare (ha) dalam enam tahun terakhir.
Setelah banjir besar di Bali, pemerintah didesak untuk merumuskan aturan tegas terkait alih fungsi lahan guna mencegah bencana serupa di masa depan.
"Kebijakan yang sedang kita lakukan, mungkin hampir sama dengan Pemda Provinsi, kita akan setop dulu alih fungsi (lahan), terutama yang kawasan sawah," katanya.
Belum usai dengan banjir besar yang melanda. Beberapa wilayah di Bali kembali diguyur hujan lebat hingga sungai meluap dan kembali banjir.
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengungkapkan temuan soal rendahnya tutupan hutan di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) di pulau Bali.
Situasi banjir besar di Bali yang memporakporandakan wilayah tersebut, sumber utamanya merujuk pada satu hal yakni alih fungsi lahan.