
Setelah 2 Tahun, Militer Sudan Rebut Kembali Istana Kepresidenan
Militer Sudan merebut kembali istana kepresidenan di Khartoum pada Jumat (21/3), sekitar dua tahun setelah diduduki paramiliter yang berperang melawan mereka.
Militer Sudan merebut kembali istana kepresidenan di Khartoum pada Jumat (21/3), sekitar dua tahun setelah diduduki paramiliter yang berperang melawan mereka.
Sebuah pesawat militer Sudan jatuh di dekat Khartoum akibat kerusakan teknis, menewaskan seluruh awak. Insiden ini memperburuk ketegangan konflik di Sudan.
Kondisi di Sudan akibat perang akibat upaya kudeta semakin mencengkam. Kedutaan Besar RI (KBRI) di Khartoum meminta WNI yang tinggal di Sudan tidak berkeliaran.
Bentrokan maut antara militer dengan paramiliter yang melakukan upaya kudeta makin menjadi-jadi di Sudan. Sebanyak 185 jiwa tewas akibat insiden ini.
Bentrokan antara pasukan paramiliter dengan militer Sudan terjadi di sejumlah wilayah. Eks PM Sudan, Abdalla Hamdok, pun meminta pertolongan Internasional.
Dalam insiden tersebut puluhan pejuang dan sedikitnya 56 warga sipil tewas dalam peristiwa itu.
Tentara Sudan menggerebek stasiun televisi Al Arabiya dan Al Hadath milik Saudi di Khartoum pada Kamis (30/12). Tentara memukul karyawan dan merusak peralatan.
PBB menyebut transisi kekuasaan di Sudan, sangat memprihatinkan. PBB akan terus memantau perkembangan situasi di Sudan itu.
Panglima Militer Sudan, Abdel Fattah Burhan, mengatakan Perdana Menteri, Abdalla Hamdok, ditangkap untuk keselamatannya. Pihaknya, telah membebaskan Hamdok.
PM Sudan yang digulingkan Abdalla Hamdok telah dipulangkan ke rumahnya sendiri. Sumber militer mengatakan Hamdok dipulangkan sehari setelah kudeta militer.