
Mendikbud Ingin Anak Indonesia Bisa Computational Thinking
Mendikbud Nadiem Makarim menyebutkan anak Indonesia butuh kompetensi tambahan berupa compassion dan computational thinking.
Mendikbud Nadiem Makarim menyebutkan anak Indonesia butuh kompetensi tambahan berupa compassion dan computational thinking.
"Ini dan topik-topik seperti radikalisme, ideologi yang melawan Pancasila, itu seharusnya ada kriteria kartu merah," ucap Nadiem Makarim.
"Mereka itu akan berkolaborasi dan kalau research itu berkolaborasi dengan kita. Ranking daripada universitas kita juga bisa naik," ujar Nadiem.
"Saya sampaikan, Merdeka Belajar tuh sama Kampus Merdeka itu di lapangan masih banyak yang bingung," kata Indra Charismiadji.
"PAUD-nya sudah berdiri, siswanya ada, gurunya seadanya. Tapi lama-lama kan butuh guru profesional," kata Mendes PDTT Abdul Halim.
"BTW (by the way), bagi yang nggak tahu di Kabinet Indonesia Maju yang kerjanya paling keras itu kerjanya Pak Jokowi. Beneran," kata Nadiem.
Nadiem berpendapat para pelaku usaha startup juga akan kesal mendengar kalimat tersebut. Bagi Nadiem, mustahil menjadi lebih baik, tanpa mencoba hal baru.
Anggota Komisi X DPR RI Sudewo mengingatkan Mendikbud Nadiem Makarim tak membuat program yang tidak ada nomenklaturnya.
Kemendikbud mengalokasikan anggaran Rp 400 M untuk melakukan sensus sekolah-sekolah di Indonesia.
Dalam raker kali ini, Kemendikbud menyajikan presentasi di layar. Setiap berganti slide, Nadiem selalu menyebut kata 'next'.