
Urusan Nuklir Bikin Kata Manis Paman Sam Disindir Pemimpin Iran
Aksi saling tak mau kalah masih mewarnai drama Iran dan Amerika Serikat soal kesepakatan nuklir 2015. Iran menuntut 'tindakan, bukan kata-kata' dari AS.
Aksi saling tak mau kalah masih mewarnai drama Iran dan Amerika Serikat soal kesepakatan nuklir 2015. Iran menuntut 'tindakan, bukan kata-kata' dari AS.
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menuntut 'tindakan, bukan kata-kata' dari AS jika negara itu ingin menghidupkan kembali kesepakatan nuklir.
IAEA menawarkan diri untuk mengunjungi Iran guna mencari solusi untuk kebuntuan inspeksi program nuklir di negara tersebut.
Iran bertekad untuk menutup akses inspeksi pengawas nuklir PBB ke pembangkit nuklirnya mulai pekan depan jika AS tidak juga kembali ke kesepakatan nuklir 2015.
Rusia desak Iran untuk menahan diri setelah mulai memproduksi logam uranium, yang melanggar batas yang ditetapkan dalam kesepakatan nuklir.
Pengawas Nuklir PBB menyebut Iran melakukan pelanggaran terkait batas yang ditetapkan dalam kesepakatan nuklir 2015, dengan mulai memproduksi logam uranium.
Otoritas Iran menyerukan kepada pemerintahan Presiden AS, Joe Biden, untuk mencabut sanksi-sanksi AS 'tanpa syarat'.
AS dibawah kepemimpinan Trump keluar dari kesepatan nuklir Iran yang dikenal dengan JCPOA (Joint Comprehensive Plan of Action). Bagaimana dengan Biden?
Dengan terpilihnya Joe Biden menjadi Presiden AS selanjutnya, Iran berharap AS kembali bergabung dengan kesepakatan nuklir yang ditinggalkan Trump.
Iran mengklaim embargo lama PBB atas penjualan senjata ke dan dari republik Islam itu berakhir pada Minggu (18/10/2020).