
Di Tengah COVID-19, Japan Airlines Tugaskan Pramugarinya Jadi Penjaga Kuil
Di tengah pandemi, tak sedikit pramugari yang alih profesi. Di Jepang, pramugari dari maskapai plat merahnya alih profesi jadi penjaga kuil.
Di tengah pandemi, tak sedikit pramugari yang alih profesi. Di Jepang, pramugari dari maskapai plat merahnya alih profesi jadi penjaga kuil.
Maskapai dunia beradu kiat menggaet penumpang, termasuk Japan Airlines yang akan menanggung tes dan biaya medis penumpang yang positif Corona dalam perjalanan.
Isu makanan yang terbuang jadi masalah di dunia penerbangan. Terkait itu, maskapai Jepang ini beri apresiasi bagi penumpangnya yang tak makan di pesawat.
Sepinya penerbangan tak menyurutkan semangat Japan Airlines (JAL) berbisnis. Mereka meraup pundi-pundi uang dari makanan pesawat yang dijual di restoran.
Industri penerbangan menjadi salah satu yang paling terdampak pandemi COVID-19. Tak sedikit maskapai mengajukan kebangkrutannya hingga ada yang banting setir.
Baru-baru ini mencuat nama maskapai baru dalam negeri bernama Super Air Jet. Rumornya akan jadi maskapai baru Lion Air Group.
Mulai 1 Oktober 2020, maskapai Japan Airlines (JAL) tidak akan lagi menyapa penumpangnya dengan 2 jenis kelamin. JAL menggantinya dengan sapaan 'ramah gender'.
Japan Airlines (JAL) tak akan menyapa penumpang dengan frase ladies and gentlemen. JAL mengubah menjadi kata yang netral mulai Oktober 2020, seperti apa?
Maskapai Japan Airlines membuang frasa "ladies and gentlemen" dan menggantinya dengan mengucapkan salam netral gender dalam setiap penerbangan.
Japan Airlines (JAL) membuka lagi penerbangan Tokyo-Sydney mulai September 2020. Itu menjadi penerbangan pertama setelah disetop karena wabah virus Corona.