
3 Faktor yang Menyebabkan Vape Digandrungi Remaja Indonesia
Rokok elektronik kini sedang digandrungi oleh anak dan remaja Indonesia. Bahkan penggunanya di usia 13-15 tahun mencapai 13,7 persen di tahun 2019.
Rokok elektronik kini sedang digandrungi oleh anak dan remaja Indonesia. Bahkan penggunanya di usia 13-15 tahun mencapai 13,7 persen di tahun 2019.
Banyak yang beralasan menggunakan vape atau rokok elektrik sebagai salah satu cara berhenti merokok yang menurut dokter paru tidak benar dilakukan.
Di Amerika Serikat ada laporan ratusan kasus penyakit paru-paru terkait dengan vape. Untuk lebih jelas, berikut fakta-fakta vape yang wajib diketahui.
Pria pendaki gunung ini tak pernah menyangka hanya dalam hitungan hari hidupnya berubah total. Semuanya dimulai dari vape alias rokok elektrik.
Sekitar 149 remaja di 15 negara bagian AS dilaporkan mengalami penyakit paru usai menggunakan vape atau rokok elektrik. Apa yang menjadi penyebabnya?
Lagi-lagi karena rokok elektrik atau vape, seorang remaja di Texas harus diintubasi karena paru-parunya gagal berfungsi.
Merasa bahwa rokok elektrik atau vape lebih aman, paru-paru mahasiswa di Miami rusak dan hampir meninggal karena nge-vape selama setahun belakangan.
Sebanyak 14 remaja dirawat di rumah sakit di Wisconsin dan Illinois, Amerika Serikat, karena masalah pernapasan setelah mengisap vape.
Mengisap rokok elektrik atau vape yang mengandung THC atau bahan kimia alami pada ganja, seorang pria alami kritis hingga koma di rumah sakit.
Kadar nikotin yang tinggi dalam rokok elektrik mempengaruhi reseptor khusus dalam sel induk saraf yang dapat merusak sel otak secara permanen.