
LIPI Pamerkan Kursi Berteknologi Sinyal Otak, ini Bentuk dan Cara Kerjanya
Memang bukan hal mustahil untuk menciptakan robot berteknologi sinyal otak. Hanya saja rumit. Salah satu contohnya kursi milik LIPI ini.
Memang bukan hal mustahil untuk menciptakan robot berteknologi sinyal otak. Hanya saja rumit. Salah satu contohnya kursi milik LIPI ini.
Teknologi otak sebagai penggerak memang rumit. Tapi bukan berarti mustahil. LIPI menghargai kreasi Tawan. Perlu pembuktian untuk menilai inovasi tersebut.
Teknologi berbasis sinyal otak sedang menjadi buah bibir di Tanah Air. Beberapa anak bangsa membuatnya, dalam kondisi terpaksa atau sengaja.
Dua orang mahasiswa membuat proyek pengembangan kursi roda dengan kendali otak. Begini cara kerjanya.
Bina Nusantara Wheelcair (BNW) - kursi roda dengan kendali otak masih disempurnakan. Namun, kursi roda ini sudah ada yang pesan.
Mahasiswa dan dosen Universitas Binus mengembangkan kursi roda yang digerakkan sinyal otak. Apa analisanya terhadap karya I Wayan Sumardana alias Tawan?
Dua Mahasiswa Universitas Binus mengembangkan kursi roda yang digerakkan sinyal otak. Electric encephalo graphi (EEG) dan neuroheadset menjadi kuncinya.
Alat yang digerakkan dengan sinyal otak bukan khayalan. Dua mahasiswa Universitas Bina Nusantara (Binus) mengembangkan kursi roda yang digerakkan sinyal otak.
Wayan Sumardana (Tawan) jadi perhatian karena lengan robot yang ditemukannya. Wapres Jusuf Kalla mengapresiasi kemampuan dan temuan Tawan.
Keterbatasan bukanlah alasan untuk mengemis dan memohon. Keterbatasan adalah peluang untuk berkreasi dan berinovasi.