
Menikmati Mina yang Sepi
Berbeda dari hari sebelumnya, Mina pada 12 Zulhijah 1440 H petang sudah ditinggal sebagian jemaah haji. Suasana lengang begitu terasa.
Berbeda dari hari sebelumnya, Mina pada 12 Zulhijah 1440 H petang sudah ditinggal sebagian jemaah haji. Suasana lengang begitu terasa.
Rangkaian puncak haji 1440 H di Tanah Suci akhirnya telah dirampungkan oleh jutaan jemaah dari berbagai penjuru dunia.
Prosesi wajib haji melontar jamrah akhirnya telah diselesaikan jemaah haji yang memilih nafar tsani atau mabit (bermalam) hingga tanggal 13 Zulhijah.
Masjidil Haram kembali penuh oleh jemaah haji. Hal ini setelah para jemaah haji nafar awal mulai meninggalkan Mina.
Lewat pesan berantai layanan chatting, beredar kabar bahwa kondisi Mina tidak kondusif setelah hujan deras mengguyur. Lantas, seperti apa kondisi sebenarnya?
Cuaca di Mina tak seperti biasanya pada Senin, 12 Agustus kemarin. Hujan deras mengguyur ditambah dengan angin kencang membuat jemaah harus lebih hati-hati.
Prosesi mabit (bermalam) di Mina dan berlanjut melontar jamrah yang kini tengah dijalankan para jemaah haji memiliki makna yang dalam.
Hujan yang turun di Mina, tempat jemaat haji bermalam (mabit), berlangsung cukup lama. Meski sempat mereda, tetapi berkah hujannya turun kembali.
Jemaah haji yang tengah berada di Mina disambut hujan deras dan angin kencang. Kondisi ini terbilang jarang, terlebih ini tengah masuk musim panas.
Melontar jamrah jadi salah satu wajib haji para jemaah. Ada makna perlawanan terhadap iblis dari prosesi yang dibarengi dengan mabit (bermalam) di Mina ini.