
Kisah 3 Bulan Mencekam Sebelum Krakatau Meletus pada 1883
Sebelum meletus dahsyat pada Agustus 1883, Gunung Krakatau sudah mengalami peningkatan aktivitas vulkanis. Ini kisah 3 bulan mencekam di sekitar Krakatau.
Sebelum meletus dahsyat pada Agustus 1883, Gunung Krakatau sudah mengalami peningkatan aktivitas vulkanis. Ini kisah 3 bulan mencekam di sekitar Krakatau.
Petugas dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan memasang dua alat mengukur gempa atau seismograf di sekitar Gunung Anak Krakatau.
Abu vulkanik mengalami pergerakan pada lapisan atas dan mengarah ke barat daya, sehingga menjauhi Pulau Jawa.
Sebanyak 53 warga Pulau Sangiang, Serang, tak mau dievakuasi pasca tsunami Selat Sunda. Padahal status Gunung Anak Krakatau sudah berada di level siaga.
Gunung Anak Krakatau kini berstatus Siaga dan terus melakukan erupsi. Erupsi pada Gunung Anak Krakatau ini tak akan sedahsyat ledakan Gunung Krakatau pada 1883.
PVMBG menyebut status Gunung Anak Krakatau kini menjadi siaga. Masyarakat diminta tidak mendekati kawah dalam radius 5 kilometer.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebut abu vulkanik yang berasal dari gunung merupakan hal yang biasa. Simak selengkapnya di sini?
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menegaskan Gunung Anak Krakatau tak akan meletus besar seperti di zaman dulu.
Dahsyatnya letusan Krakatau yang memicu tsunami pernah ditulis pujangga Jawa, Ronggowarsito. Pelaut Belanda dan diplomat Inggris juga punya kesaksian sendiri.
Letusan Krakatau pada 26-27 Agustus 1883 menewaskan lebih dari 36 ribu jiwa dan memicu tsunami setinggi 30 meter. Gelombang tsunami menjangkau Amerika Selatan.