
Permintaan Meningkat, WHO Tegaskan Dexamethasone Bukan Pencegah Corona
Permintaan dexamethasone meningkat usai disebut bisa mengurangi tingkat kematian pada pasien Corona. WHO ingatkan jangan sembarangan pakai dexamethasone.
Permintaan dexamethasone meningkat usai disebut bisa mengurangi tingkat kematian pada pasien Corona. WHO ingatkan jangan sembarangan pakai dexamethasone.
Sekali pun dexamethasone bisa melakukan aktivitasnya sebagai 'juru selamat' pasien Covid-19 yang emergency (gawat), tetap saja harus digunakan oleh pakar.
Jangan membeli dexamethason tanpa mengetahui fungsi dan efek samping dari obat tersebut.
Dexamethasone bukan obat untuk pencegahan virus Corona. Tercatat sebagai obat keras, dexamethasone memiliki efek samping jika dikonsumsi tanpa resep dokter.
Dexamethasone terbukti menurunkan angka kematian pada kasus parah virus Corona COVID-19. BPOM RI menegaskan, ini adalah obat keras dan bukan untuk pencegahan.
'Obat murah' dexamethasone mejadi perbicangan publik karena efektif mengurangi angka kematian pasien Corona yang kritis. Ini daftar harganya di pasaran.
dr. Reisa memberikan paparan terkait cara kerja obat dexamethasone yang disebut efektif untuk menyembuhkan pasien virus corona COVID-19. Seperti apa?
Obat dexamethasone ramai diperbincangkan karena disebut ampuh menyembuhkan pasien Corona. Namun dr Reisa menegaskan obat ini tidak bisa dikonsumsi secara bebas.
"Nah, ini penting Saudara-saudari, Bapak-Ibu, obat ini tidak memiliki khasiat pencegahan, ini bukan penangkal COVID-19, ini bukan vaksin," ucap dr Reisa.
BPOM RI menegaskan dexamethasone tidak dapat digunakan untuk mencegah COVID-19. Ada beberapa efek samping jika obat ini digunakan tanpa indikasi medis.