
Hasil Uji Dexamethasone untuk Obat Corona Menjanjikan, Tapi...
Hasil uji dexamethasone menunjukkan obat itu menjanjikan bagi pasien Corona. Namun ada peringatan bahwa obat ini akan berbahaya jika diberikan terlalu dini.
Hasil uji dexamethasone menunjukkan obat itu menjanjikan bagi pasien Corona. Namun ada peringatan bahwa obat ini akan berbahaya jika diberikan terlalu dini.
Kementerian Kesehatan Jepang menyetujui dexamethasone sebagai obat untuk COVID-19. Sebelumnya, remdesivir sudah ditetapkan lebih dulu oleh kementerian tersebut.
Selain dexamethasone, sebuah penelitian menunjukkan metformin obat yang dipakai untuk pengidap diabetes berpotensi kurangi risiko kematian akibat Corona.
Peneliti yang tergabung dalam RECOVERY Trial menemukan hasil percobaan awal lopinavir-ritonavir tidak efektif untuk pengobatan pasien virus Corona.
Pakar dari Tim Gugus Tugas COVID-19 memaparkan bahwa konsumsi dexamethasone dan hydroxychloroquine atau klorokuin tidak boleh sembarangan
Obat dexamethasone dan hydroxychloroquine digunakan untuk mengobati pasien COVID-19 di Indonesia. Pakar Gugus Tugas COVID-19 menyebut masih dilakukan studi.
Penggunaan dexamethasone dan klorokuin pada pasien Corona di RI masih dalam uji klinis. Namun bagaimana penggunaannya untuk pasien Corona?
Dengan adanya hasil uji Recovery Trial, maka penggunaan obat dexamethasone masuk rekomendasi pengobatan termasuk di Indonesia.
Korea Selatan ikut menggunakan remdesivir untuk mengobati pasien Corona. Sementara dexamethasone tak dipilih karena studi dinilai belum lengkap.
Dirjen WHO menyampaikan bahwa permintaan dexamethasone di pasaran meningkat. Di sisi lain, ia khawatir terjadi pemalsuan dexamethasone di pasaran.