
Data KPU Bocor, Pakar: Sekecil Apapun Bisa Bahaya
Sebanyak 204 juta data Daftar Pemilih Tetap (DPT) di situs Komisi Pemilihan Umum (KPU) diduga bocor. Pakar sebut sekecil apapun yang bocor tetaplah penting.
Sebanyak 204 juta data Daftar Pemilih Tetap (DPT) di situs Komisi Pemilihan Umum (KPU) diduga bocor. Pakar sebut sekecil apapun yang bocor tetaplah penting.
Bocornya 204 juta data pemilih Pemilu 2024 yang diumbar oleh hacker Jimbo sempat menggegerkan publik. Tapi menurut pakar, hacker Jimbo tidak begitu canggih.
Soal dugaan kebocoran data pemilih Pemilu 2024 di KPU, sampai hari ini KPU belum memberikan klarifikasi.
KH Ma'ruf Amin sedih mendengar kabar data KPU dibobol oleh hacker. Dia melihat masalah kebocoran data ini semakin sering terdengar di era teknologi informasi.
204 juta Data Pemilih Tetap (DPT) diduga bocor oleh akun anonim bernama Jimbo. Menkominfo Budi menilai data yang bocor itu data biasa, tidak signifikan.
Menurut Syamsurizal, peristiwa ini membuktikan pengelolaan situs KPU tidak sedang baik-baik saja dan masih mudah dibobol pihak lain.
Ketua Komisi II DPR RI, Ahmad Doli Kurnia, mengatakan pihaknya akan memanggil Menkominfo dan Badan Siber Sandi Negara (BSSN) buntut dugaan kebocoran data KPU.
KPU menyebut kebocoran dan penjualan 105 juta data WNI di sebuah forum online bukan bersumber dari KPU. Hal itu diketahui, setelah dilakukannya pengecekan.
KPU akan kembali mendatangi Bareskrim Polri untuk melengkapi laporan terkait dugaan kebocoran data.
"Laporan sedang berjalan sesuai protokol COVID-19 di Bareskrim," kata komisioner KPU Viryan Aziz.