
Geger Bank Silicon Valley Bangkrut, RI Bisa Kena Getahnya?
Ekonom INDEF Eisha M Rachbini menilai bangkrutnya SVB tidak akan berpengaruh besar bagi kelangsungan industri di Indonesia.
Ekonom INDEF Eisha M Rachbini menilai bangkrutnya SVB tidak akan berpengaruh besar bagi kelangsungan industri di Indonesia.
Mantan CEO Silicon Valley Bank (SVB) Greg Becker kedapatan liburan ke Hawaii bersama dengan keluarganya pekan ini.
LPS meyakini jatuhnya Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank yang terjadi di AS tidak menimbulkan efek domino terhadap perbankan di Indonesia.
Belakangan ini dunia sedang dihebohkan dengan tutupnya beberapa bank di Amerika Serikat, seperti Silicon Valley Bank dan Signature Bank.
Silicon Valley Bank (SVB), bank terbesar ke-16 di Amerika Serikat (AS) resmi tutup pada Jumat (10/3) lalu.
Jatuhnya Silicon Valley Bank (SVB) membuat hampir seluruh dunia gempar. Tak heran, sebab bank tersebut merupakan salah satu bank terbesar di dunia.
CEO Silicon Valley Bank (SVB) Greg Becker menjual saham miliknya hampir US$ 30 juta atau Rp 464 miliar (kurs Rp 15.473) dalam dua tahun terakhir.
Lembaga pemeringkat Moody's telah memangkas peringkat perbankan Amerika Serikat (AS). Hal tersebut terjadi karena jatuhnya bank-bank di AS
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ikut terpuruk akibat sentimen Silicon Valley Bank (SVB) yang dinyatakan gagal bayar atau bangkrut.
Pada Senin (13/3), Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) menunjuk mantan CEO Fannie Mae, Tim Mayopoulos sebagai CEO baru Silicon Valley Bank (SVB).