Kota Medan terkenal dengan masyarakat yang terdiri dari beragam etnik dan agama. Keberagaman ini dibentuk dari sejarah panjang peradaban manusia di ibu kota Provinsi Sumatera Utara tersebut.
Masyarakat Medan menganut beragam agama, mulai dari Islam, Kristen, Katolik, Buddha, Hindu, Konghucu dan aliran kepercayaan yang lain. Setiap Agama mempunyai rumah ibadah yang ikonik dan dijadikan sebagai salah satu tujuan wisata.
Bagi kamu yang ingin berwisata religi di Kota Medan, berikut 10 objek wisata religi yang bisa kamu kunjungi di Kota Medan:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Masjid Raya Al-Mashun
Masjid Raya Al-Mashun terletak di Jalan Sisingamangaraja, Medan. Masjid ini merupakan bagian dari sejarah kebesaran Kesultanan Melayu Deli di masa lalu.
Masjid yang dibangun di masa kepemimpinan Sultan Ma'mun Al Rasyid ini memadukan gaya arsitektur dari Timur Tengah, Spanyol dan India. Pembangunan masjid memakan waktu tiga tahun, dari 1906 hingga 1909.
Saat bulan Ramadhan, masjid yang menjadi ikon Kota Medan ini memiliki tradisi menyuguhkan bubur sop anyang untuk buka puasa. Masjid ini juga menjadi pilihan favorit masyarakat Medan saat pelaksanaan salat Idul Fitri maupun Idul Adha.
![]() |
2. Gereja HKBP Sudirman
Gereja HKBP Sudirman ini terletak di persimpangan Jalan Sudirman dan Jalan H Misbah, Medan. Bangunan gereja ini berdiri sejak tahun 1954 dan menjadi tempat ibadah bagi umat Kristen bersuku Batak.
Sebelum ada gereja ini, jemaat HKBP yang sudah ada sejak tahun 1912 di Medan sempat beberapa kali berpindah tempat untuk melakukan ibadah. Seperti di gedung Konsistori Gereja Protestantshe Kerk, Gereformeede Kerk, Methodist Boy School.
Sebelum pada akhirnya pada tahun 1952, Wali Kota Medan saat itu Jaidin Purba menyediakan pertapakan pembangunan gereja HKBP di Jalan Sudirman. Lahan seluas 5.425 meter per segi seharga Rp 35 ribu pada saat itu.
![]() |
3. Gereja Katedral Medan
Gereja Katolik ini terletak di Jalan Pemuda, Medan. Pada tahun 1879, gereja ini hanya sebuah gubuk yang beratapkan ijuk dan daun rumbia sebagai tempat ibadah umat Katolik.
Kemudian karena jumlah pemeluk agama Katolik semakin banyak di Kota Medan, akhirnya dimulai lah pembangunan perluasan areal gereja pada tahun 1928. Arsitek yang merancang bangunan gereja seperti saat ini adalah Han Groenewegen dari Belanda.
![]() |
4. Vihara Gunung Timur
Vihara Gunung Timur terletak di Jalan Hang Tuah, Medan. Berdasarkan website Dinas Pariwisata Medan, vihara ini dibangun pada tahun 1962 dan merupakan vihara Buddha tertua di Kota Medan.
Bangunan vihara ini didominasi oleh warna merah yang berpadu dengan warna kuning. Awalnya vihara ini terbuat dari kayu, kemudian direnovasi menjadi bangunan permanen seperti saat ini.
Umat Buddha biasanya menggunakan vihara ini untuk ibadah setiap harinya. Di vihara ini juga dilakukan berbagai ritual keagamaan mulai dari pengumuman hari ulang tahun Sidharta Gautama, perayaan Imlek dan lainnya.
![]() |
Baca daftar tempat wisata religi lainnya di halaman berikut....
5. Kuil Shri Mariamman
Kuil Shri Mariamman terletak di Jalan Zainul Arifin, Medan. Kuil ini didirikan oleh umat Hindu pada tahun 1884 dan tertua di Kota Medan, meskipun sudah lebih dari satu abad, kuil ini tetap terawat.
Nuansa religi dari kuil ini masih sangat kental, terdapat patung maupun gambar para dewa. Di kuil ini terdapat tiga tempat pemujaan utama, di dalamnya terdapat patung Shri Maha Visnu, Siva dan Brahmana.
Setiap pagi biasanya umat Hidu akan sembahyang ke kuil ini. Selain itu, kuil ini juga digunakan dalam acara keagamaan Hindu seperti perayaan Deepavali, panen padi dan lainnya.
![]() |
6. Masjid Al-Osmani
Masjid Al-Osmani terletak di Jalan Kol. Yos Sudarso, Medan. Masjid ini juga merupakan bagian dari sejarah kebesaran Kesultanan Melayu Deli. Masjid ini dibangun tahun 1854, di masa kepemimpinan Sultan Osman Perkasa Alam.
Di awal, masjid ini dibangun dengan material kayu pilihan. Namun pada tahun 1870 masjid ini direnovasi menjadi bangunan permanen saat kepimpinan Sultan Mahmud Perkasa Alam. Renovasi tersebut selesai dua tahun kemudian, yaitu tahun 1872.
Bangunan masjid ini merupakan perpaduan khas arsitektur Timur Tengah, India, Spanyol, Melayu dan China. Warna kuning yang identik dengan Melayu mendominasi masjid tersebut. Di areal masjid juga terdapat lima makam Raja Deli.
![]() |
7. Graha Maria Annai Velangkani
Graha Maria Annai Velangkani terletak di Jalan Sakura III, Medan. Dari bentuk bangunannya, graha yang dibangun tahun 2001 ini kerap dianggap sebagai klenteng karena model bangunannya.
Graha ini merupakan perpaduan arsitektur Indo-Mughal dengan berbagai simbol dan ornamen kepercayaan. Hal itu yang membuat graha ini memiliki daya tarik tersendiri.
Di awal pembangunnya, gereja ini diperuntukkan bagi Katolik Tamil yang ada di Medan, akan tetapi saat ini semua umat Katolik diperkenankan untuk berziarah ke graha ini. Gereja ini dipersembahkan untuk Bunda Maria yang dikenal di India sebagai Annai Velangkani Arokai Martha.
![]() |
Baca tentang vihara tertua di Kota Medan di halaman selanjutnya.....
8. Vihara Siu San Keng
Vihara Siu San Keng ini terletak di Jalan Yos Sudarso, tepatnya di Medan Labuhan. Vihara ini dibangun pada tahun 1890 dan merupakan vihara tertua di Kota Medan.
Vihara ini terletak sekitar 100 meter dari Masjid Al-Osmani. Hal ini menunjukkan bahwa kerukunan umat beragama lebih dari seabad sudah terjalin di Kota Medan.
![]() |
9. Gereja Immanuel
Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Immanuel ini terletak di Jalan Diponegoro, Medan. Gereja ini termasuk yang tertua di Kota Medan, dibangun tahun 1921.
Arsitektur bangunan gereja ini bergaya renaissance, seperti beberapa bangunan tua di Kota Medan. Gereja ini awalnya untuk orang-orang Belanda dan Indonesia Timur beribadah.
Dalam ibadah saat Misa,Natal dan tahun baru, gereja ini menjadi salah satu prioritas dalam pengamanan. Dengan kapasitas 500 orang, gereja ini kerap tidak mampu menampung jumlah jemaat saat Natal, sehingga ibadah dipindahkan ke bangunan yang terdapat di samping gereja tersebut.
![]() |
10. Masjid Lama Gang Bengkok
Masjid Lama Gang Bengkok ini terletak di Jalan Mesjid, Medan. Nama masjid yang unik berasal dari nama gang yang terdapat di depan masjid tersebut yang menikung, gang terus sekarang bernama Jalan Ahmad Yani.
Konon katanya, masjid ini merupakan masjid tertua kedua di Kota Medan setelah Masjid Osman Al-Osmani. Awalnya masjid ini hanyalah surau yang sederhana, kemudian tahun 1887 dibangun menjadi masjid oleh saudagar kaya, Tjong A Fie.
Ornamen yang terdapat pada masjid ini terdiri dari berbagai etnis, seperti atap yang menyerupai kelenteng. Hal itu menunjukkan keberagaman penduduk Medan sudah sejak dulu.
![]() |
Simak Video "Menelusuri Kemegahan Masjid Baiturrahman yang Mengagumkan, Aceh"
[Gambas:Video 20detik]
(afb/afb)