Mengenal Kawasan Pertanian Terpadu Pemkab Dairi untuk Kendalikan Inflasi

Inkana Izatifiqa R Putri - detikSumut
Selasa, 06 Des 2022 11:36 WIB
Foto: dok. Pemkab Dairi
Jakarta -

Bupati Dairi Eddy Berutu membuat program pencanangan Kawasan Pertanian Terpadu (KPT) sistem Agri Unggul di Kecamatan Parbuluan. Program ini bertujuan untuk membantu Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam pengendalian inflasi.

Program tersebut dimulai dengan penanaman cabai perdana di lahan seluas 22 hektare tersebut, pada Selasa (22/11). Dalam kesempatan ini, Pemerintah Kabupaten Dairi juga mengundang Gubernur Sumut, Pangdam dan Kapolda Sumut, offtaker, hingga perbankan.

"Pemerintah Kabupaten Dairi berkomitmen dan sangat mendukung sinergi pemerintah pusat dan daerah melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) untuk meredam gejolak inflasi dari komoditas volatile food atau inflasi komponen bergejolak," kata Eddy dalam keterangan tertulis, Senin (5/12/2022).

Selain bertujuan mengendalikan inflasi daerah, KPT Ekosistem Agri Unggul Dairi dibangun untuk menyejahterakan masyarakat petani Dairi akibat krisis pandemi COVID-19 dan persoalan lain. Pasalnya, krisis multidimensi mengakibatkan berbagai masalah, seperti mahalnya pupuk, kesulitan bibit, mahalnya biaya modal melalui tengkulak dan tidak adanya jaminan harga sehingga membuat harga jatuh pada saat panen raya yang berdampak menyulitkan dan merugikan petani.

Dalam program ini, Eddy menyebut pihaknya turut menggandeng berbagai mitra, mulai dari perbankan hingga pihak swasa.

"Pola pengembangan kerja sama pada KPT Ekosistem Agri Unggul Dairi ini melalui kerja sama kemitraan berbasis public private partnership yang menjalin kerja sama antara masyarakat petani melalui koperasi produsen Aur Dairi Botanical, pihak swasta antara lain PT Indofood, PT. Pilar Group, PT Dairi Agri Farm, Bank Sumut, Bank BRI, PT Agri Noose, dan pihak pemerintah dalam hal ini dinas pertanian dan Dinas Perindagkop Kabupaten Dairi, dan Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara," paparnya.

KPT Ekosistem Agri Unggul nantinya diarahkan menjadi kawasan integrated farming dengan mendorong kelembagaan petani ke dalam koperasi produsen, implementasi digital, serta pembiayaan permodalan petani melalui KUR Kluster.

Di samping itu, pihaknya juga akan meningkatkan produksi di sisi hulu melalui pemberian Saprodi (Sarana Produksi), Alsintan (Alat dan Mesin Pertanian), serta alat operasional lainnya kepada petani.

"Ekosistem Agri Unggul menggandeng perbankan, yakni Bank Sumut dan Bank BRI untuk penyaluran KUR Klaster dengan bunga subsidi 6%, mengajak mitra pihak swasta lain seperti Pemprov Sumut, Pemko Medan dan kabupaten lain untuk Penguatan Kerja Sama Antar Daerah (KAD)," jelasnya.

"Kemudian untuk petani Gerakan urban farming melalui pemberian dan penanaman massal bibit cabai merah, perluasan klaster pangan binaan baru, penggunaan pupuk organik, pelaksanaan High Level Meeting koordinasi dan sinergi pengendalian inflasi, pelaksanaan operasi pasar murah, penyaluran subsidi bantuan transportasi pengiriman komoditas pangan, serta sosialisasi dan edukasi belanja bijak," lanjutnya.



Simak Video "Video: Kata Pakar soal Peran TNI-Polri di Bidang Pertanian"

(prf/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork