Bulan Ramadan menjadi momen istimewa bagi umat Muslim di seluruh dunia, termasuk para pesepakbola profesional. Menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh bukanlah hal yang mudah, terutama bagi mereka yang harus tetap tampil di level tertinggi dalam kompetisi sepak bola.
Namun, hal tersebut tidak menghalangi sejumlah pemain Muslim untuk tetap menjalankan kewajiban mereka sebagai bentuk ketakwaan.
Dikutip dari berbagai sumber, banyak pemain sepak bola dunia yang tetap berpuasa saat bertanding, meskipun harus menghadapi tantangan fisik yang berat. Dengan manajemen waktu, pola makan yang baik, dan strategi kebugaran yang tepat, mereka tetap mampu menjaga performa optimal di lapangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut adalah beberapa bintang sepak bola dunia yang tetap berpuasa meskipun harus menjalani pertandingan penting:
1. Mohamed Salah (Liverpool)
Bintang Liverpool, Mohamed Salah, dikenal sebagai pemain yang taat dalam menjalankan ibadahnya. Selama Ramadan, ia tetap menjalankan puasa meskipun harus bermain dalam kompetisi berat seperti Liga Premier Inggris dan Liga Champions.
Selain disiplin dalam latihan, Salah juga dikenal dengan kebiasaannya untuk berbagi dengan sesama. Ia kerap melakukan donasi dan membantu masyarakat yang membutuhkan, terutama saat bulan Ramadan. Dengan kombinasi antara dedikasi spiritual dan profesionalismenya di lapangan, Salah tetap menjadi salah satu pemain kunci bagi Liverpool.
2. Karim Benzema (Al-Ittihad)
Sebagai salah satu striker terbaik di dunia, Karim Benzema tetap menjalankan ibadah puasa di tengah jadwal kompetisi yang padat. Mantan kapten Real Madrid ini telah menunjukkan bahwa puasa tidak menghalanginya untuk tampil maksimal di setiap pertandingan. Ia sering kali berbuka puasa di ruang ganti atau saat jeda pertandingan jika waktu berbuka telah tiba.
3. N'Golo Kanté (Al-Ittihad)
Gelandang bertahan asal Prancis ini dikenal dengan gaya hidup sederhana dan kedisiplinannya. Meskipun harus bertanding dengan intensitas tinggi, Kanté tetap menjalankan puasa dan tetap menunjukkan performa luar biasa di lapangan. Ia mengatur pola makan dan hidrasi dengan baik untuk memastikan tubuhnya tetap dalam kondisi prima.
Kanté juga memiliki kebiasaan untuk tetap tenang dan fokus saat bertanding, yang membuatnya jarang terlihat kelelahan meskipun sedang berpuasa. Kemampuannya dalam mengatur stamina dan menjaga performa menjadi salah satu alasan mengapa ia tetap menjadi gelandang bertahan terbaik di dunia.
4. Sadio Mané (Al-Nassr)
Mantan pemain Liverpool yang kini bermain di Liga Arab Saudi ini juga tetap menjalankan ibadah puasa selama Ramadan. Mané dikenal sebagai pemain yang rendah hati dan religius, serta tetap memberikan kontribusi maksimal bagi timnya meskipun dalam kondisi berpuasa. Ia mengatur pola makan dengan baik agar tetap memiliki energi yang cukup saat bertanding.
5. Riyad Mahrez (Al-Ahli)
Pemain asal Aljazair ini tetap menjalankan ibadah puasa saat bertanding di kompetisi Eropa maupun domestik. Mahrez mengaku telah terbiasa beradaptasi dengan kondisi tersebut sehingga tetap bisa tampil optimal. Ia selalu menjaga pola tidur yang cukup dan mengonsumsi makanan bergizi saat sahur agar tetap bertenaga sepanjang hari.
6. Hakim Ziyech (Galatasaray)
Gelandang serang asal Maroko ini juga termasuk pemain yang tetap menjalankan puasa selama Ramadan. Ziyech kerap berbagi pengalaman tentang bagaimana ia menjaga kebugaran tubuh saat harus bertanding dalam kondisi berpuasa. Ia selalu memastikan untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan protein dan karbohidrat kompleks agar tetap memiliki energi yang cukup.
Ziyech juga sering melakukan latihan ringan di siang hari untuk menjaga kebugarannya. Ia meyakini bahwa disiplin dan manajemen waktu yang baik adalah kunci utama untuk tetap tampil maksimal meskipun sedang berpuasa.
Para pemain ini membuktikan bahwa puasa bukanlah halangan untuk tetap berprestasi di dunia sepak bola. Dengan disiplin, dedikasi, dan strategi yang tepat, mereka tetap mampu memberikan performa terbaik di lapangan. Kisah mereka menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk tetap menjalankan ibadah dengan penuh keikhlasan, tanpa mengorbankan profesionalisme.
Artikel ditulis oleh Muhammad Raffi, Mahasiswa Magang Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara di detikcom.
(nkm/nkm)