Ajang Piala AFF sejak tahun 2016 sudah mendapat 'legalitas' oleh FIFA berupa pemberian poin. Namun, ajang tersebut tetap tidak masuk event kalender FIFA.
Melansir detikSport, Timnas Indonesia saat ini menembus ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Kondisi itu membuat demam terhadap Skuad Garuda mulai meninggi, ditambah lagi berdatangannya kloter pemain keturunan yang menjanjikan.
Segala hal yang berbau Timnas Indonesia kini makin asyik dikulik. Baik di luar atau di dalam lapangan, termasuk pasukan Shin Tae-yong yang tengah mengarungi ajang Piala AFF 2024.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Piala AFF merupakan turnamen regional di kawasan Asia Tenggara. Di kawasan Asia, selain Piala AFF ada ajang regional serupa yakni Piala Asia Barat (EAFF E-1 Football Championship), Piala Asia Selatan (SAFF Championship), dan Piala Asia Barat (WAFF Championship).
Piala AFF dulunya bernama Piala Tiger, mulai bergulir tahun 1996, tidak masuk ke dalam kalender FIFA. Sebab ruang lingkup turnamen yang terlalu kecil yakni hanya di level Asia Tenggara dan jadwal pelaksanaanya berbentrokkan dengan liga-liga dunia.
Jika masuk ke dalam kalender FIFA, maka tiap klub di dunia harus melepas pemainnya yang berlaga di Piala AFF. Menilik pagelaran di tahun ini, tak sedikit pemain keturunan Indonesia yang bermain di Eropa tidak dilepas klubnya seperti Mees Hilgers (FC Twente) sampai Calvin Verdonk (NEC Nijmegen).
Sejak tahun 2016, FIFA akhirnya menyematkan Piala AFF sebagai turnamen internasional kategori A. Pengakuan itu menjadikan Piala AFF setiap pertandingannya bakal diganjar poin FIFA.
Poin FIFA berpengaruh pada ranking FIFA di dunia. Saat ini Timnas Indonesia berada di peringkat ke-124, punya misi menembus ranking 100 dunia. Para fans pun akan senang jika Skuad Garuda selalu menang dan keluar sebagai juara.
Namun, Poin FIFA di Piala AFF nilainya kecil. Koefisien (multiplier) senilai 1,0 atau setara dengan pertandingan persahabatan. Angka itu beda jauh dari misalnya, pertandingan kualifikasi Piala Dunia dengan Koefisien 2,5!
Perhitungan poinnya juga tergantung lawan yang akan dihadapi. Jika Timnas Indonesia menghadapi tim-tim di Piala AFF yang peringkatnya lebih rendah pada ranking FIFA, maka pendapatan poinnya tidak banyak. Misalnya kemarin Garuda menang 1-0 atas Myanmar, hanya dapat poin 1,80.
Bandingkan jika Indonesia menang lawan Arab Saudi misalnya di Kualifikasi Piala Dunia kemarin, 2-0. Garuda dapat tambahan poin 16,23.
Indonesia bakal dapat poin yang lumayan besar jika menang atas negara-negara di Piala AFF yang ranking FIFA-nya lebih tinggi. Indonesia sementara di peringkat ke-124 ranking FIFA, masih di bawahnya Vietnam (116) dan Thailand (97).
Piala AFF 2024 sendiri merupakan ajang regenerasi para pemain muda Timnas Indonesia. Ketum PSSI Erick Thohir pernah berujar, kalau Piala AFF bukanlah target utama yang mau dicapai federasi.
Baca selengkapnya di sini
(mjy/mjy)