Wacana kuota delapan pemain asing di Liga 1 musim depan membuat gelisah para pesepakbola Indonesia. Perlawanan pun mulai dilancarkan para pemain lokal lewat kampanye 'inisepakbolaindonesia?' di media sosial.
Dilansir detikSport, musim depan klub-klub Liga 1 diwacanakan akan bisa merekrut delapan pemain asing dengan komposisi 6 bebas+ 2 Asia. Namun dalam setiap pertandingan klub hanya bisa memasang lima pemain asing+1 Asia sebagai starter, 1 pemain asing+1 Asia sisanya harus duduk di bangku cadangan.
Dua pemain asing yang duduk di bangku cadangan itu juga punya batasan jika memang akan ditampilkan klub. Mereka hanya bisa masuk menggantikan pemain asing lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wacana kebijakan tersebut diduga buntut melambungnya harga pemain-pemain lokal. Bahkan pemain lokal berlabel timnas harganya bisa lebih tinggi lagi.
Dampak wacana itu, beberapa hari terakhir di media sosial muncul kampanye yang dilancarkan para pemain lokal. "Pertanyaan untuk kita semua, apakah ini kompetisi sepakbola Indonesia?" begitu tulisan pernyataan yang melengkapi setiap postingan pemain yang ikut gerakan tersebut, sebagian besar berkiprah di Liga 1.
Sayangnya belum ada pemain yang mau angkat bicara saat coba dikonfirmasi detikSport soal gerakan ini. Maman Abdurrahman, Abduh Lestaluhu, Syahrian Abimanyu, hingga Rizky Darmawan belum merespons pertanyaan detikSport sampai tulisan ini dibuat.
Banyaknya kuota pemain asing sebenarnya hal lumrah di era globalisasi. Tak hanya di Eropa, di kompetisi-kompetisi terbaik Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Thailand pun sudah diterapkan.
Liga Super Malaysia musim ini (2024/25) mengizinkan klub mengontrak sembilan pemain asing dengan komposisi 7+1 Asia+ 1 ASEAN. Pemain ASEAN yang bisa direkrut pun minimal harus punya 3 caps bersama timnas negaranya.
Dalam pertandingan, hanya enam pemain asing yang bisa ditampilkan, sedangkan satu pemain asing duduk di bangku cadangan. Sisa dua pemain asing lainnya tidak bisa masuk daftar susunan pemain (DSP).
Seperti Malaysia, jumlah kuota pemain asing di Thai League 2024/25 juga sama. Hanya saja komposisinya sedikit berbeda yakni satu di antaranya Asia dan maksimal tiga pemain ASEAN yang sudah berlaku sejak musim 2022/23.
Walau menambah kuota pemain asing, bintang lokal Thailand yakni Supachai Chaided tetap sukses keluar sebagai top skor alias pencetak gol terbanyak musim 2022/23 dan 2023/24 di Thai League. Kesuksesan Supachai menjadi bukti bahwa pemain lokal berkualitas juga bisa bersaing dengan pemain asing.
(mjy/mjy)