Calon Gubernur Sumut nomor urut 1 Bobby Nasution menyebut bahwa Balai Latihan Kerja (BLK) di Sumut hanya ada satu. Calon Gubernur Sumut nomor urut 2 Edy Rahmayadi meralat ucapan Bobby tersebut.
Edy mengatakan bahwa jumlah BLK di Sumut ada 17. Dia pun meminta Bobby untuk membaca data yang ada.
"Memang kan Wali Kota Medan, jadi baru membaca BLK yang ada di Kota Medan. Untuk itu baca data, BLK yang ada di Sumut itu 17," kata Edy saat debat kedua Pilgub Sumut, Rabu (6/11/2024) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Edy mengatakan bahwa jumlah BLK tersebut memang belum mencukupi kebutuhan. Dia juga menyampaikan bahwa BLK tersebut kerap dipakai oleh siswa SMK untuk praktek.
"Walaupun belum menjawab satu kebutuhan dari masing-masing perusahaan. Itu juga BLK dipakai untuk edukasi praktek anak-anak SMK, yang tidak punya laboratorium yang ada di sekolah SMK," ujarnya.
Untuk itu, Edy meminta Bobby tidak sembarangan mengucapkan data. Meski begitu, Edy bertekad akan menambah jumlah BLK di Sumut.
"Mohon ini dipahami, kalau hanya bicara-bicara ya saya maklum, kan wali kota, jadi baru tahu. Untuk itu harus benar-benar berbicara, sehingga rakyat mendengar. Kalau memang itu dibutuhkan nanti bikin untuk kepentingan tenaga kerja, rakyat Sumut, agar kita tidak menggunakan tenaga kerja dari luar, apalagi dari asing, ini yang harus kita lakukan," pungkasnya.
Sebelumnya, Bobby Nasution mengatakan akan menambah BLK untuk mengoptimalkan keterampilan pekerja lokal di Sumut. Dia menyebut selama lima tahun terakhir tidak ada penambahan BLK dan hanya ada satu di Sumut.
"Kami akan melakukan dua langkah, pertama langkah jangka waktu yang lebih cepat, kita akan memastikan untuk menambah BLK yang ada di Sumut, karena selama ini cuman satu terus BLK. Selama lima tahun ke belakangan cuman satu BLK, enggak nambah-nambah," kata Bobby saat debat.
Bobby mengatakan perlu dibuat BLK yang fokus kepada setiap sektornya, seperti pertanian dan perikanan. Dia lalu menyinggung soal minimnya BLK di Sumut.
"Padahal tadi pertanian harus dibuat BLK untuk daerah pertanian, untuk daerah perikanan dibuat BLK untuk di perikanan, daerah pariwisata sudah kita tetapkan super prioritas, tapi nggak ada BLK dari Provinsi Sumut, minimal tambah satu di situ, jangan suka kali satu biji yang hari ini ada, fasilitas yang di dalamnya pun tak begitu diperbaiki," jelasnya.
Menurutnya, penambahan BLK itu adalah program jangka pendek mereka dalam hal peningkatan keterampilan pekerja. Sementara untuk jangka panjang adalah pembangunan sekolah vokasi.
"Jangka panjangnya kita ingin memastikan ada sekolah-sekolah vokasi, yang tadi BLK itu non gelar, dia hanya mendapatkan pelatihan dan langsung siap kerja. Berikutnya adalah vokasi, untuk jangka menengah dan jangka panjang, dia mendapat gelar, sekolahnya lebih lama, oleh karena itu ke depannya juga harus dibuat zonasi, zonasi pertanian, perikanan, pariwisata harus benar-benar dipastikan tercipta di Sumut," kata Bobby.
(dhm/dhm)