Berkunjung ke Kota Batam, Kepri tak lengkap rasanya jika tidak mencicipi salah satu makanan khas Kepri yakni Mie Tarempa. Sesuai namanya, kuliner ini berasal dari daerah Tarempa, Kabupaten Anambas, Kepri.
Mie Tarempa merupakan salah satu kuliner yang cukup populer di Kota Batam. Mie Tarempa cukup berbeda, jika dibandingkan dengan beberapa mie yang dikenal masyarakat pada umumnya.
Mie Tarempa bentuknya pipih. Namun, tidak selebar Mie Tiaw. Mie Tarempa selalu dipadukan dengan telur orak arik. Lalu, khusus topingnya, masyarakat bisa memilih sendiri, ada ikan tongkol, daging, babat dan seafood (udang, cumi dan bakso ikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Mie Tarempa juga ada varian kering, lembab dan basah. Varian kering biasanya tidak berkuah. Mie Tarempa lembab kuahnya hanya sedikit. Sedangkan basah, kuahnya banyak seperti mie rebus.
Tentunya berbagai pilihan varian dan topping, bisa menyesuaikan selera para pembeli. Tapi, paling banyak diminati Mie Tarempa Seafood dengan varian lembab.
Saat pertama kali dihidang aroma kuat dari sausnya akan menggugah selera. Saat suapan pertama ke mulut rasa asam manis serta toping ikan, sapi atau seafood langsung menggugah selera untuk menghabiskan.
Salah satu rumah makan yang selalu ramai dikunjungi ialah RM Mie Tarempa'k yang berada di Jalan Laksamana Bintan tepatnya di Ruko Ruko Royal Sincom, Blok. D No 15-16, Kecamatan Batam Kota, Kota Batam, Kepri.
Heri Phong pemilik RM Mie Tarempa'k mengatakan olahan mie asal Anambas itu mulai dijualnya pada tahun 2006. Namun baru populer di kalangan masyarakat Batam dan wisatawan itu pada tahun 2009.
"Dulu pas buka pertama adik saya yang baru lulus sekolah yang mengelola. Karena di Anambas orang tua juga ada usaha seperti ini jadi konsultasi. Awalnya yang beli terbatas hanya orang Anambas saja. Awal-awal berat, sampai 2009 baru mulai dikenal," kata Heri saat dijumpai RM Mie Tarempa'k, Sabtu (8/10/2022).
Sajian Mie Tarempa yang dijual itu sebenarnya telah hasil modifikasi dari resep orang tuanya. Orang tuanya juga merupakan pengusaha tempat yang menyajikan Mie Tarempa di kabupaten Anambas. Modifikasi yang diberikan Her ialah memunculkan varian Mie Tarempa sapi dan seafood, untuk aslinya sendiri ialah dengan campuran daging ikan tongkol.
"Mie yang digunakan ini kami buat sendiri kita tiru yang di jual orang tua di kampung. Jadi kalau dibilang mie Tarempa asal Anambas sudah agak berbeda dengan disini. Kita tetap inovasi dengan selera orang disini Dan varian lebih berbeda, kalau di Anambas tidak kenal ada varian sapi, seafood hanya original yang ada," ujarnya.
Olahan mie asal Anambas itu disajikan tiga pilihan varian yakni Mie Tarempa kering, Mie Tarempa lembab dengan sedikit kuah dan mie Tarempa basah memiliki kuah seperti mie rebus. Selain itu untuk pilihan toping ada Mie Tarempa original yakni menggunakan daging ikan tongkol, Mie Tarempa seafood dan Mie Tarempa Sapi yang menggunakan topping daging sapi.
"Sehari bisa 400 ratusan piring habis. Ya sekarang diminati dan kita punya ciri khas sendiri sehingga menjadi alasan diminati pengunjung. Ini cukup unik rasa juga diterima lidah pengunjung. Sehingga karena keunikan berbagai komentar bagus yang ada sehingga orang tertarik. Bahkan orang dari luar daerah sering ke sini,".
Mie Tarempa yang di jual untuk satu porsi Mie original berkisar di harga Rp 16.500 untuk sedangkan Mie Tarempa Seafood dan Sapi seharga Rp 20.000. Selain Mie Tarempa, tempat tersebut juga memiliki menu andalan lain yakni Luti Gendang, yakni roti goreng dengan isian abon ikan.
"Produk utama mie dan luti yang lain pelengkap. Karena tidak semua orang mau makan Mie Tarempa ada pilihan menu lain yakni ayam penyet sop ikan, gado-gado dan makanan khas dari Anambas lainnya," ujarnya.
"Mie Tarempa ini bisa dibawa ke luar kota tapi untuk mie yang versi kering. Kalau yang kuah bisa dipisah. Kadang ada tamu yang permintaan begitu, tapi sebenarnya kami tidak merekomendasikan itu. Makan ditempat lebih enak. Kalau basi tidak bisa bertahan satu hari tapi rasanya sudah kurang enak kalau sudah lama," tambahnya.
Luti Gendang menjadi salah satu menu favorit yang dijadikan oleh-oleh untuk wisatawan Nusantara maupun asing. Seharinya rumah makan itu bisa melayani ratusan sampai ribuan orderan untuk dijadikan oleh-oleh.
"Luti sebagian besar untuk oleh-oleh kalau. di luar kulkas untuk yang sudah digoreng matang dan setengah matang," ujarnya
(afb/afb)