Misteri Kematian Mahasiswa dalam Rumah di Deli Serdang, HP-Motor Korban Hilang

Round Up

Misteri Kematian Mahasiswa dalam Rumah di Deli Serdang, HP-Motor Korban Hilang

Tim detikSumut - detikSumut
Minggu, 16 Nov 2025 07:29 WIB
Lokasi rumah korban dipasangi garis polisi.
Foto: Lokasi rumah korban pembunuhan di Deli Serdang dipasangi garis polisi. (Finta Rahyuni/detikSumut)
Medan -

Warga Dusun IV, Desa Marindal II, Kecamatan Patumbak, Deli Serdang, geger dengan penemuan seorang mahasiswa bernama Bonio Gajah (18) dalam kondisi tidak bernyawa di dalam rumahnya. Penyebab pasti kematian korban belum terungkap.

Warga bernama Ramadani mengatakan jasad korban ditemukan pada Jumat (14/11) malam. Korban pertama kali ditemukan oleh kakaknya. Saat itu sudah tercium bau tak sedap dari dalam rumah.

"Tadi malam ramai orang datang ke sini. Ada Bang Bonio katanya meninggal, habis itu mengeluarkan bau yang tidak sedap gitu," kata Ramadani, Sabtu (15/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ramadani menyebut jika Bonio selama ini tinggal bersama dengan kakaknya di rumah tersebut. Sedangkan keluarganya disebut tinggal di Kabupaten Humbang Hasundutan.

Namun, saat kejadian kakak korban memang tengah pergi bekerja, dan tidak ada di rumah. Begitu pulang bekerja, kakak korban menemukan Bonio telah meninggal dunia di dalam kamar.

ADVERTISEMENT

"Aslinya dia bukan orang sini, karena kampungnya di sana (Dolok Sanggul), anak kepala desa, kurang tahu desa mana. Dia sudah lama tinggal di sini, ini rumah keluarganya sendiri," sebutnya.

Berdasarkan pantauan di lokasi, rumah korban tersebut telah dipasang garis polisi.

Terakhir Terlihat Hari Kamis

Ramadani tinggal di kos-kosan milik keluarga Bonio yang berada tepat di samping rumah tersebut. Dia mengaku terakhir kali melihat Bonio sekitar dua hari lalu, saat Bonio meminta uang sewa rumah.

"Terakhir saya jumpa itu pas malam. (dua hari lalu) semalam dia datang ke rumah, itu minta uang sewa rumah, kami bayar. Dia yang punya kos di sini, selama ini dia tinggal sama kakaknya," ujarnya.

Abraham, teman sekelas korban mengatakan bahwa korban masih semester 1 jurusan hukum. Dia mengaku terakhir kali bertemu dengan korban pada Kamis (13/11), saat mereka bermain biliar.

"Terakhir jumpa hari Kamis, kami habis pulang kampus jumpa di biliar, sempat main biliar kami, habis itu balik ke kos masing-masing, lah," jelasnya.

Setelah bermain biliar itu, kata Abraham, dirinya sudah tidak lagi berkomunikasi dengan korban. Belakangan, baru dirinya mendapatkan kabar bahwa korban ditemukan meninggal dunia.

Diminta Cek ke Rumah

Kakak korban bernama Diva mengatakan awalnya orang tuanya menyuruhnya pulang ke rumah mereka di Dusun IV, Desa Marindal II, Kecamatan Patumbak, untuk mengecek korban. Pasalnya, korban tidak dapat dihubungi sejak Kamis (13/11/2025).

Diva yang bekerja sebagai ahli gizi MBG di Tembung memang tak selalu pulang ke rumah. Sementara kedua orang tua mereka tinggal di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas).

Usai disuruh oleh orang tuanya, Diva pun langsung pulang ke rumah. Dia mengaku berangkat pada Jumat (14/11) sekira pukul 20.00 WIB dan tiba di rumah sekira pukul 20.30 WIB.

"Awalnya itu karena sudah dua hari hilang kontak, mama dan ayah kecarian. Jadi, ayah nyuruh saya ngecek ke rumah memastikan kenapa nggak balas WhatsApp," kata Diva saat diwawancarai di RS Bhayangkara TK II Medan, Sabtu (15/11).

Setibanya di rumah, kata Diva, dia mendapati gerbang rumah tersebut tidak dikunci seperti biasanya dia dan adiknya mengunci gerbang tersebut sebelumnya. Dia mengatakan mereka biasanya mengunci pagar tersebut mulai dari bagian atas, tengah, dan bawah.

Sementara saat tiba di rumah itu, Diva mendapati hanya bagian tengahnya yang digembok.

"Sampai di sana, gerbang itu dikunci bukan seperti biasa saya dan adik saya mengunci. Kalau kami bisanya ngunci pintu bagian atas, bawah dan tengah. Kalau kemarin cuma tengah saja dan itu digembok," sebutnya.

Diva pun membuka pintu gerbang itu. Lalu, dirinya membuka kunci pintu kayu untuk masuk ke dalam rumah tersebut, tetapi tak bisa dibuka.

Saat itu, Diva berpikir bahwa rumah tersebut dikunci dari dalam menggunakan kunci geser. Alhasil, Diva pun membuka pintu kayu itu dengan memasukkan tangannya dari jendela.

"Kemudian saya mencium bau amis dari jendela itu terlihat juga berceceran darah. Saya buka gorden, sudah berlumuran darah, rumah itu berantakan, dan (ada) bercak kaki.

HP-Motor Korban Hilang

Setelah membuka pintu, Diva syok karena melihat adiknya sudah terbujur kaku di lantai kamar dengan posisi telentang. Sontak dia pun berteriak memanggil warga.

Diva mengaku saat itu tak sempat melihat jenazah adiknya secara jelas karena sudah ketakutan. Dia mengatakan ada sejumlah barang adiknya yang hilang, seperti sepeda motor, handphone dan juga dompet berisi ATM.

"Yang hilang barang adik saya motor, hp sama dompet. Dompet isinya ada ATM sama KTM," jelasnya.

Diva menjelaskan bahwa dia terakhir kali bertemu adiknya pada Senin (10/11) sore. Awalnya, Diva menghubungi ibunya untuk pamit pergi kerja.

Pada saat yang bersamaan, adiknya meminta izin ke ibunya untuk membawa temannya menginap di rumah tersebut, sehingga dia tidak sendirian di rumah karena kakaknya pergi bekerja.

"Adik saya bilang 'aku sendiri, aku bawa teman lah nginap' terus yaudah kata mama jangan bawa orang banyak-banyak," ujarnya.

Setelah pergi dari rumah, Diva mengaku masih sempat berkomunikasi dengan adiknya hingga Rabu (12/11) malam. Namun, sejak Kamis korban tak lagi merespons saat dihubungi.

"Terakhir komunikasi sama saya hari Rabu jam 22.00 dan Kamis sampai Jumat nggak balas chat," pungkasnya.

Sempat Beri Ucapan Selamat Hari Ayah

Ayah korban, Johar Gajah menyebut terakhir berkomunikasi dengan anaknya pada Rabu (12/11). Saat itu, korban memberikan ucapan Selamat Hari Ayah kepadanya.

"Terakhir komunikasi hari Rabu. Kebetulan pada hari Rabu dia mengucapkan selamat hari ayah, dibuatnya kalimat yang sangat menyentuh," kata Johar.

Keesokan harinya, Johar menghubungi anaknya untuk mengirimkan uang kuliah. Namun, Bonio tak kunjung merespons.

Atas hal itulah, Johar menyuruhnya anaknya, Diva, untuk mengecek korban ke rumah. Johar yang merupakan seorang kepala desa di Humbahas itu enggan menyimpulkan apakah anaknya menjadi korban perampokan atau tidak.

Namun, kata Johar, ada sejumlah barang anaknya yang hilang. Selain itu, korban juga mengalami luka lebam di tubuhnya.

"Untuk sementara saya belum bisa menyimpulkan. Bisa saja kawannya karena kunci pintu bagus semuanya, nggak ada rusak. Yang hilang sepeda motor, handphone, kartu ATM, STNK hilang semua. Dia tinggal sendirian, cuman kadang membawa kawannya. (Luka) gigi rontok, leher, dahi lebam semua. Semoga cepat tertangkap pelakunya, agar kami paham apa salah anak kami," pungkasnya.

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Video: Fakta Penemuan Mayat dengan Tangan-Kaki Terikat di Tol Jagorawi"
[Gambas:Video 20detik]
(mjy/mjy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads