Polda Riau Dorong Pertambangan Rakyat, Solusi Atasi Aksi Anarkis saat Penertiban

Riau

Polda Riau Dorong Pertambangan Rakyat, Solusi Atasi Aksi Anarkis saat Penertiban

Raja Adil Siregar - detikSumut
Rabu, 08 Okt 2025 11:28 WIB
Penertiban PETI di Kuansing, Riau mendapat penolakan warga. Sejumlah mobil polisi dan Satpol PP dirusak massa, Selasa (7/10/2025).
Foto: Penertiban PETI di Kuansing, Riau mendapat penolakan warga. Sejumlah mobil polisi dan Satpol PP dirusak massa. (dok. Istimewa)
Pekanbaru -

Mobil dinas Kapolres Kuantan Singingi AKBP Raden Ricky dan rombongan dirusak saat operasi penertiban aktivitas penambangan emas tanpa izin atau PETI. Polisi mendorong untuk segera percepatan pembentukan wilayah pertambangan rakyat (WPR).

"Mendorong percepatan pembentukan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR). Ini sebagai solusi legal agar masyarakat memiliki alternatif ekonomi yang sah dan berkelanjutan," kata Kapolda Riau Irjen Hery Heryawan, Rabu (8/10/2025).

Kapolda juga memerintahkan untuk tetap melakukan penyelidikan dan penyidikan. Khususnya terhadap pelaku pengrusakan kendaraan dinas serta kekerasan terhadap wartawan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu turut menginventarisasi seluruh kerusakan kendaraan dinas untuk keperluan proses hukum dan pemulihan operasional. Termasuk meningkatkan pengamanan di wilayah Cerenti dan memperkuat patroli preventif guna mengantisipasi kejadian susulan.

ADVERTISEMENT

"Kami minta ada komunikasi publik dan edukasi masyarakat terkait bahaya PETI terhadap lingkungan dan keselamatan warga," kata Kapolda.

Bahkan dalam beberapa kali kesempatan, jenderal bintang dua itu memastikan jika penertiban PETI merupakan bagian dari komitmen Polda Riau dalam menjalankan program Green Policing, yaitu penegakan hukum yang berpihak pada pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

"Penegakan hukum ini dilakukan bukan untuk menghukum masyarakat, tetapi untuk menyelamatkan lingkungan dan menegakkan keadilan ekologis di Riau. Polda Riau berkomitmen untuk terus melindungi tuah dan menjaga marwah bumi Lancang Kuning dengan langkah yang tegas, terukur, dan humanis," tegas Kapolda.

Diketahui polisi bersama pemerintah daerah melakukan penertiban PETI di Cerenti pada 7 Oktober kemarin. Namun dalam prosesnya masyarakat justru melakukan perlawanan dengan melempari mobil milik Kapolres AKBP Raden Ricky.

Akibatnya, mobil milik kapolres dan mobil dinas lain rusak. Bahkan ada korban luka seorang wartawan media online dilempari batu.




(ras/mjy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads